Tugas Softskill 1
Fungsi dan Contoh Tanda baca
Di dalam bahasa Indonesia, penggunaan tanda baca sangatlah beragam,
adapun terkadang kita juga sering melupakan arti dari penggunaan tanda baca
tersebut. Sehingga sering kali kita melakukan kesalahan dalam penulisan yang
menngunakan tanda baca. Oleh sebab itu penulis memberikan arti dari setiap
tanda baca beserta contohnya.
A.
Penggunaan Tanda Titik
1.
Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh:
Kamu
menyukai bunga mawar.
Apabila
dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.
2.
Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh:
Janetta
S. Leon
George
W. Bush
Apabila
nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh:
Anthony Fullbuster
3.
Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
Dr.
(doktor)
S.H. (sarjana hukum)
Kol.
(kolonel)
4.
Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum.
Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda
titik.
Contoh:
dll.
(dan lain-lain)
dsb.
(dan sebagainya)
tgl.
(tanggal)
hlm.
(halaman)
5.
Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Contoh:
Pukul
8.15.20 (pukul 8 lewat 15 menit 20 detik)
0.20.30
jam (20 menit, 30 detik)
6.
Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh:
Kota kecil
itu berpenduduk 20.234 orang.
7.
Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya
yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh:
Istilahhalaman
1210 dan dicetak tebal.
Nomor
Giro 033983 telah saya berikan kepada Mamat.
8.
Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,
badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi maupun di dalam akronim yang
sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh:
MPR (Majelis Perwakilan Rakyat)
SMA
(Sekolah Menengah Atas)
PT
(Perseroan Terbatas)
WHO
(World Health Organization)
UUD
(Undang-Undang Dasar)
9.
Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran,
takaran, timbangan, dan mata uang.
contoh:
Cu
(tembaga)
52
cm
l
(liter)
Rp350,00
10.
Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau
kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
contoh:
Latar
Belakang Pembentukan
Sistem
Acara
B. Penggunaan Tanda Koma (,)
1.
Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan.
Contoh:
Dofi menjual baju, celana, dan
topi.
Contoh
penggunaan yang salah: Jaret membeli apel, pisang dan ikan.
2.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat
setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan
melainkan.
Contoh:
Saya bergabung dengan Indowebster, tetapi tidak aktif.
3a.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila
anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
Bila hari esok hujan, saya tidak berjanji akan datang.
Karena
sibuk, Miku lupa
melupakan
janjinya kepada Kaito.
3b.
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh:
Meiko
tidak akan
datang datang ke pesta bila besok hujan.
4.
Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat
yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi,
lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh:
Oleh
karena itu, kamu harus datang ke pesta.
Jadi,
saya tidak akan
datang ke pesta tersebut.
5.
Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti oh, ya, wah, aduh, kasihan,
yang terdapat pada awal kalimat.
contoh:
Kasihan, kamu bukan pemain yang baik!
Wah,
orang
itu cerdas juga.
6.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.
Contoh:
Kata adik, "Saya sangat suka makan coklat".
7.
Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat,
(iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang
ditulis berurutan.
Contoh:
Jakarta,
18 Juni 1997
Bandung,
Indonesia.
8.
Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam
daftar pustaka.
Contoh:
Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT
Wikipedia Indonesia.
9.
Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh:
I. Baskoro,
Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
10.
Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya
untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
contoh:
Elinsziku
Rudolf, S.E.
11.
Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen
yang dinyatakan dengan angka.
Contoh:
33,5
m
Rp10,50
12.
Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi.
Contoh:
penulis novel, Dewi Lestari, cantik sekali.
13.
Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang
terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang
bersungguh-sungguh.
Bandingkan
dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan
pengembangan bahasa.
14.
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda
tanya atau tanda seru.
contoh:
"Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.
C.
Penggunaan Tanda Titik Koma (;)
1.
Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang
sejenis dan setara.
Contoh:
Malam makin larut; kami Luka belum juga menyelesaikan tugas skripsinya.
2.
Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam
suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh:
Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik
menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan
lagu di kamar.
D. PenggunaanTanda Titik Dua (:)
1.
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti
rangkaian atau pemerian.
Contoh:
Kita
sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
Fakultas
itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
2.
Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
'pemeran'
Contoh:
Ketua : Kaito Shion
Wakil
Ketua : Meiko
Sekretaris : Hatsune Miku
Wakil
Sekretaris : Megurine Luka
Bendahara : Kagamine Len
Wakil
bendahara : Kagamine Rin
3.
Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku
dalam percakapan.
Contoh:
Gumi :
"Jangan lupa kenakan pakaian terbaikmu di pesta nanti!"
Gakupo :
"Iya, nanti saya akan kenakan pakaian terbaikku hanya untuk mu!"
4.
Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di
antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak
judul suatu karangan.
Contoh:
(i)
Tempo, I (1971), 34:7
(ii)
Yohanes
1:12
(iii)
Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
5.
Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).
Contoh:
Perbaningan
siswa laki-laki dan perempuan adalah 3:2.
6.
Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh:
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
E. Penggunaan Tanda Hubung (-)
1.
Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh:
anak-anak,
berulang-ulang, kebiru-biruan
Tanda
ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan
notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
2.
Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian
tanggal.
Contoh:
p-e-n-g-u-r-u-s
8-4-1973
3.
Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
Bandingkan:
ber-evolusi
dengan be-revolusi
dua
puluh lima-ribuan (20×5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1×25000).
Istri-perwira
yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
4.
Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang
dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, (d)
singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan
rangkap.
Contoh:
se-Amerika
hadiah
ke-1
tahun
50-an
ber-SMA
KTP-nya
nomor 11111
sinar-X
Menteri-Sekretaris
Negara
5.
Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa asing.
Contoh:
di-charter
pen-tackle-an
F. Penggunaan Tanda Pisah (–, —)
1a.
Tanda pisah em (—) membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan
penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh:
Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar.
1b.
Tanda pisah em (—) menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga
kalimat menjadi lebih tegas.
Contoh:
Rangkaian
penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah
mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
2a.
Tanda pisah en (–) dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti
sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
Contoh:
1997–1999
Medan–Jakarta
10–13
Desember 1999
2b.
Tanda pisah en (–) tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara, atau
bersama tanda kurang (−).
Contoh:
dari
halaman 45 sampai 65, bukan dari halaman 45–65
antara
tahun 1492 dan 1499, bukan antara tahun 1492–1499
−4
sampai −6 °C, bukan −4–−6 °C
G. Penggunaan Tanda Elipsis (...)
1.
Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk
menuliskan naskah drama.
Contoh:
Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
2.
Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang
dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung.
Contoh:
Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
Jika
bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah
titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir
kalimat.
Contoh:
Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....
H. PenggunaanTanda Tanya (?)
1.
Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.
Contoh:
Kapan
Gumi
akan menikah dengan Gakupo?
Kamu
tahu hal itu, bukan?
Penggunaan
kalimat tanya tidak lazim dalam tulisan ilmiah.
2.
Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh:
Ia
dilahirkan pada tahun 1683 (?).
Uangnya
sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
I. Penggunaan Tanda Seru (!)
Tanda
seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah
yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh:
Alangkah
menyenangkannya bila bunga itu diberikan padaku saja!
Bersihkan
meja itu sekarang juga!
Sampai
hati ia mengkhianati temannya sendiri!
Merdeka!
Oleh
karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam tulisan
ilmiah atau ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan atau
transkripsi drama.
J. Penggunaan Tanda Kurung ((...))
1.
Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
Contoh:
Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang kemudian dibahas dalam
RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara berkala.
2.
Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral
pokok pembicaraan.
Contoh:
Satelit
Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk sistem satelit
domestik di Indonesia.
Pertumbuhan
penjualan tahun ini (lihat Tabel 9) menunjukkan adanya perkembangan baru dalam
pasaran dalam negeri.
3.
Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh:
Kata
cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a)
Pembalap
itu berasal dari (kota) bandung.
4.
Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh:
Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan (c)
promosi.
Hindari
penggunaan dua pasang atau lebih tanda kurung yang berturut-turut. Ganti tanda
kurung dengan koma, atau tulis ulang kalimatnya.
Contoh:
Tidak
tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) (dikenal juga sebagai Matviy
Hryhoriyiv) merupakan seorang pemimpin Ukraina.
Tepat:
Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919), dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv,
merupakan seorang pemimpin Ukraina.
Tepat:
Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) merupakan seorang pemimpin Ukraina. Dia juga
dikenal sebagai Matviy Hryhoriyiv.
K. Penggunaan Tanda Kurung Siku ([...])
1.
Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau
tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu
menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah
asli.
Contoh:
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
2.
Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah
bertanda kurung.
Contoh:
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat
halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.
L. Penggunaan Tanda Petik ("...")
1.
Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah
atau bahan tertulis lain.
Contoh:
"Saya
belum siap," kata Miku, "tunggu sebentar!"
Pasal
36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia."
2.
Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam
kalimat.
Contoh:
Bacalah
"Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
Karangan
Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di SMA"
diterbitkan dalam Tempo.
Sajak
"Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu.
3.
Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Contoh:
Pekerjaan
itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
Ia
bercelana panjang ketat yang di kalangan remaja dikenal dengan nama "pinsil".
4.
Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh:
Kata Rin, "Saya
juga minta satu."
5.
Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda
petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada
ujung kalimat atau bagian kalimat.
Contoh:
Karena
warna kulitnya, Mariano mendapat julukan "Si Hitam".
Bang
Komar sering disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya.
M. Penggunaan Tanda Petik Tunggal ('...')
1.
Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh:
Tanya
Len, "Kau dengar bunyi 'kring-kring'
tadi?"
"Waktu
kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa
letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan.
2.
Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau
ungkapan asing.
Contoh:
feed-back 'balikan'
N. Penggunaan Tanda Garis Miring (/)
1.
Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh:
No.
7/PK/1973
Jalan
Kramat III/10
tahun
anggaran 1985/1986
2. Tanda
garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiap, per atau sebagai tanda bagi
dalam pecahan dan rumus matematika.
Contoh:
harganya
Rp125,00/lembar (harganya Rp125,00 tiap lembar)
kecepatannya
20 m/s (kecepatannya 20 meter per detik)
7/8
atau 7⁄8
xn/n!
Tanda
garis miring sebaiknya tidak dipakai untuk menuliskan tanda aritmetika dasar
dalam prosa. Gunakan tanda bagi ÷ .
Contoh:
10 ÷ 2 = 5.
Di
dalam rumus matematika yang lebih rumit, tanda garis miring atau garis pembagi
dapat dipakai.
Contoh:
.
3.
Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai sebagai pengganti kata atau.
O. Penggunaan Tanda Penyingkat (Apostrof)(')
Tanda
penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Contoh:
Ali
'kan kusurati. ('kan = akan)
Malam
'lah tiba. ('lah = telah)
1
Januari '88 ('88 = 1988)
Sebaiknya
bentuk ini tidak dipakai dalam teks prosa biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar