Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki akal dan budi. Manusia melalui akal mereka mampu mengembangkan ilmu pengetahuan secara luas dengan munculnya ide-ide dan penemuan baru tanpa mengenal waktu. Adakalanya penemuan manusia diarasakan dapat menguntungkan dan dapat berakibat buruk bagi makhluk lain bahkan manusia itu sendiri. Penemuan-penemuan yang diciptakan oleh manusia kadang tidak dibarengi dengan hukum dan norma yang berlaku. Seperti pada kasus manusia kloning. Dimana dulu pengkloningan hanya silakukan pada tumbuhan maupun hewan. Akan tetapi seiring berjalannya waktu pengkloningan di ujiu cobakan pada manusia. Dimana hal ini menimbulka pro dan kontra. Oleh karena itu pada makalah ini akan dikemukakan tentang apakah kloning itu, lalu bagaimana proses bioteknologi terdebut.
1.2 Rumusan Masalah
1.Apa pengertian kloning?
2. Apa saja cara mengkloning?
3. Apa saja perkembangan dari cloning?
4. Apa manfaat kloning bagi manusia?
5. Apa dampak kloning bagi manusia?
6. Apa pandangan etika Kristen terhadap teknologi kloning?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian cloning
2. Menjelaskan tentang cara mengkloning
3. Menjelaskan mengenai perkembangan dari teknologi kloning
4. Menjelaskan manfaat kloning
5. Menjelaskan dampak cloning
6. Menjelaskan pandangan etika kriaten terhadap teknologi kloning
1.Pengertian kloning
Istilah kloning atau klonasi berasal dari kata clone (bahasa Greek) atau klona, yang secara harfiah berarti potongan atau pangkasan tanaman. Dalam hal ini tanam-tanaman baru yang persis sama dengan tanaman induk dihasilkan lewat penanaman potongan tanaman yang diambil dari suatu pertemuan tanaman jantan dan betina. Melihat asal bahasa yang digunakan, dapat dimengerti bahwa praktek perbanyakan tanaman lewat penampangan potongan/pangkasan tanaman telah lama dikenal manusia. Karena tidak adanya keterlibatan jenis kelamin, maka yang dimaksud dengan klonasi adalah suatu metode atau cara perbanyakan makhluk hidup (atau reproduksi) secara aseksual. Hasil perbanyakan lewat cara semacam ini disebut klonus/klona, yang dapat diartikan sebagai individu atau organisme yang dimiliki genotipus yang identik. Dalam perkembangannya, klonasi tidak hanya dikerjakan dengan memanfaatkan potongan tanaman yang umumnya berbentuk batang yang mengandung titik-titik tumbuh calon ranting dan daun, tetapi juga memanfaatkan hampir semua jaringan tanaman untuk menghasilkan tanaman sempurna. Dengan teknologi biakan jaringan, potongan daun atau sekeping jaringan dari batang tanaman lengkap. Dari sini terlihat bahwa klonasi pada dasarnya memanfaatkan sel-sel tanaman yang masih memiliki kemampuan untuk memilah-milah diri menghasilkan berbagai jenis tanaman, seperti akar, batang dan daun dengan fungsinya masing-masing. Kemampuan semacam ini ternyata semakin menurun seiring dengan meningkatnya status organisme. Pada organisme tinggi, misalnya mamalia, sel-sel jaringan telah kehilangan totipotensinya, sehingga apabila tanaman hanya mampu menghasilkan sel sejenis, tetapi tidak mampu memilah diri lagi untuk menghasilkan organ atau sel dengan fungsi yang lain. Berbeda dengan tanaman, klonasi mamalia tidak dapat dikerjakan, misalnya dengan menanam sel atau jaringan dari bagian tubuh, seperti tangan, kaki, jantung, hati untuk menghasilkan individu baru. Dengan demikian, klonasi pada organisme tingkat tinggi hanya dapat dikerjakan lewat sel yang masih totipoten, yaitu sel pada aras embrio atau mudghah.
Dari pemahaman tentang sifat sel organisme tadi, jika ditinjau secara umum sesuai dengan aras kehidupan organisme, maka klonasi dapat dikerjakan pada berbagai aras, yaitu klonasi pada aras sel, aras jaringan dan aras individu. Pada organisme sel tunggal atau unisel seperti bakteri, perbanyakan diri untuk menghasilkan individu yang baru, berlangsung lewat klonasi sel. Dalam hal ini klonasi sel sekaligus juga merupakan klonasi individu pada hewan dan manusia dapat juga terjadi, misalnya pada kelahiran kembar satu telur. Masing-masing anak di sini merupakan klonus yang memiliki susunan genetis identik.
Dalam perkembangan biologi molekuler, sekarang dimungkinkan klonasi pada aras yang lebih kecil daripada sel, yaitu aras gena. Kemampuan manusia melakukan klonasi gena memunculkan bidang ilmu baru, yang disebut rekayasa genetika. Untuk pertama kalinya suatu gena berhasil diklonasi dengan teknik DNA rekombinan pada tahun 1973. Hanya dalam selang waktu tiga tahun, teknologi ini sudah dikomersialkan oleh suatu perusahaan di California , yaitu Genentech. Sebetulnya klonasi gena juga terjadi secara alami pada beberapa mikroorganisme. Misalnya beberapa mikroorganisme yang semula rentan terhadap antibiotika berubah menjadi klon mikroorganisme yang kebal antibiotika. Klona ini terjadi akibat perbanyakan diri lebih lanjut mikroorganisme induk yang telah kemasukan gena kebal tadi.
Kloning terhadap manusia adalah merupakan bentuk intervensi hasil rekayasa manusia. Kloning adalah teknik memproduksi duplikat yang identik secara genetis dari suatu organisme. Klon adalah keturunan aseksual dari individu tunggal. Setelah keberhasilan kloning domba bernama Dolly pada tahun 1996, para ilmuwan berpendapat bahwa tidak lama lagi kloning manusia akan menjadi kenyataan. Kloning manusia hanya membutuhkan pengambilan sel somatis (sel tubuh), bukan sel reproduktif (seperti sel telur atau sperma) dari seseorang, kemudian DNA dari sel itu diambil dan ditransfer ke dalam sel telur seseorang wanita yang belum dibuahi, yang sudah dihapus semua karakteristik genetisnya dengan cara membuang inti sel (yakni DNA) yang ada dalam sel telur itu. Kemudian, arus listrik dialirkan pada sel telur itu untuk mengelabuinya agar merasa telah dibuahi, sehingga ia mulai membelah. Sel yang sudah dibuahi ini kemudian ditanam ke dalam rahim seorang wanita yang ditugaskan sebagai ibu pengandung. Bayi yang dilahirkan secara genetis akan sama dengan genetika orang yang mendonorkan sel somatis tersebut.
2. Cara mengkloning
Adapun cara mengkloning yaitu:
1. ambil satu sel dari tubuh, misalnya kita mau kloning kambing yang namanya Chacha,, kita ambil sel dari Chichi itu, bisa sel apa saja yang penting ada kromosomnya.
2. kita ambil sel telur dari Chichi.
3. masukkan kromosom dari sel tubuh yang kita ambil sebelumnya ke dalam sel telur tersebut.
4. terbentuklah zigot kambing kemudian kita tanamkan pada rahim si Chacha,dan si Cichi hamil normal.
tapi perlu kita ketahui kalo kloning itu berarti organisme mengandung dirinya sendiri dan melahirkan dirinya sendiri.
Proses kloning manusia dapat digambarkan seperti diatas dan dijelaskan secara sederhana sebagai berikut :
1. Mempersiapkan sel stem : suatu sel awal yang akan tumbuh menjadi berbagai sel tubuh. Sel ini diambil dari manusia yang hendak dikloning.
2. Sel stem diambil inti sel yang mengandung informasi genetic kemudian dipisahkan dari sel.
3. Mempersiapkan sel telur : suatu sel yang diambil dari sukarelawan perempuan kemudian intinya dipisahkan.
4. Inti sel dari sel stem diimplantasikan ke sel telur
Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan. Setelah membelah (hari kedua) menjadi sel embrio.
5. Sel embrio yang terus membelah (disebut blastosis) mulai memisahkan diri (hari ke lima) dan siap diimplantasikan ke dalam rahim.
6. Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik persis sama dengan sel stem donor.
Dari pengertian kloning dan prosesnya di atas yang menghasilkan individu baru dan mempunyai sifat genetik yang “identik” (sama).
Salah satu kegiatan yang bertentangan langsung dengan intisari mayoritas ajaran Agama adalah kloning manusia. Kloning merupakan proses membuat (reproduksi) individu baru melalui rekayasa genetika secara aseksual (tanpa pertemuan sel sperma dan ovum). Selama ini reproduksi aseksual hanya terjadi pada bakteri, serangga, cacing planaria, tanaman. Dengan perkembangan bioteknologi, para ahli genetika menemukan cara reproduksi makhluk tanpa harus melalui proses pertemuan sperma dan sel ovum yakni dengan mereplikasi (meng-copy) fragmen DNA yang akan dikloning dari sel suatu makhluk hidup seperti sel rambut, tulang, otot, dll.
Misteri reproduksi makhluk tanpa melalui perkawinan (aseksual) mulai menjadi perdebatan sengit ketika Ian Wilmut, Keith Campbell dan tim di Roslin Institute – Skotlandia berhasil mengkloning Domba Dolly pada tahun 1996.
3. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KLONING
Kloning menurut bahasa adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu clone atau klon yang berarti kumpulan sel turunan dari sel induk tunggal dengan reproduksi aseksual. Sedangkan menurut istilah, kloning adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama dengan sel induknya tanpa diawali proses pembuahan sel telur atau sperma, tapi diambil dari inti sebuah sel pada makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan maupun manusia (Zaifbio, 2009). Kloning juga merupakan teknik penggandaan gen yang menghasilkan keturunan yang sama sifat, baiknya dari segi hereditas maupun penampakannya (Anonim, 2009a).
Sejak lahirnya Dolly tanggal 5 Juli 1996 di Roslin Institute, Edinburgh, Skotlandia, kata "kloning" tiba – tiba melanda dunia. Kata ini sebenarnya sudah lama dipakai dalam bidang biologi, namun tidak pernah dipublikasikan sedemikian maraknya sampai foto anak domba kecil dari jenis Finn Dorset ini menghiasi setiap halaman muka surat kabar terkemuka di dunia. Dolly adalah anak domba yang lahir tanpa kurang suatu apapun, walaupun ia bermula dari sebuah sel telur kosong yang diisi dengan nukleus sel kelenjar susu ibunya (Gambar 1). Sense of humour para ilmuwan di laboratorium Dr.Wilmut menggelitik mereka untuk menamakan domba kecil ini seperti artis Amerika berdada besar (Dolly Parton) (Iskandar, 2003).
Keberhasilan kloning dalam arti duplikasi hewan, juga sebenarnya telah diterapkan pada tumbuhan, bahkan mungkin keberhasilannya mendahului keberhasilan menduplikasi hewan, hanya saja pamornya tidak sehebat pada hewan. Seperti buah semangka tanpa biji, maupun tumbuhan yang berkembangbiak dengan stek merupakan hasil klonasi dalam arti yang sesungguhnya (Maharani, 2004).
Gambar1. Ilustrasi teknik kloning pada domba ”Dolli” (Yohanky, 2008).
Kloning pada hewan sebenarnya telah berlangsung lama sebelum kelahiran ”Dolli”. Beberapa hewan yang telah berhasil dikloning semenjak tahun 1952 adalah kecebong (1952), ikan (1963), domba (1996), monyet, anak sapi, kucing, kuda, anjing, serigala (2007) dan kodok. Tim yang dipimpin Lee Byung-Chun dan Shin Nam-Shik, para profesor ilmu kedokteran hewan dari Seoul National University (SNU) berhasil mengkloning dua ekor serigala betina yang lahir pada 18 dan 26 Oktober 2005. Masing-masing diberi nama Snuwolf dan Snuwolfy yang merupakan kependekan dari Seoul National University wolf. Pada bulan November 2007, dunia dikejutkan oleh para ilmuwan Oregon yang menyatakan berhasil mengkloning embrio kera dan mengekstraknya dalam sel induk, yang sangat potensial untuk penelitian kloning manusia. Kesuksesan ini dilaporkan oleh ilmuwan Australia Soukhrat Mitalipov dari Pusat Penelitian Primata Nasional Oregon di Portland. Seperti dikutip dari USA Today, para ilmuwan Oregon telah mencoba selama beberapa tahun untuk mengkloning embrio kera dan mengekstraksinya menjadi sel induk karena kera dianggap paling mirip dengan manusia
Salah satu contoh manusia yang berhasil di kloning
Enam tahun setelah kelahiran domba Dolly, di tengah perdebatan boleh tidaknya kloning dilakukan, Clonaid-sebuah perusahaan kloning berbasis di Bahama- mengklaim keberhasilannya mengkloning manusia. Direktur Ilmu Pengetahuan Clonaid Brigitte Boisselier menyatakan, bayi hasil kloning itu lahir lewat operasi caesar pukul 11.55 hari Kamis di tempat yang dirahasiakan. Bayi berberat sekitar 3.500 gram berjenis kelamin perempuan yang diberi sebutan Eve itu, kini dalam kondisi sehat. Bayi itu merupakan kloning dari seorang wanita Amerika Serikat (AS) berusia 31 tahun yang pasangannya infertil. Eve, Kini Berusia 5 Tahun dan kini mulai menginjak pendidikan Taman Kanak Kanak di pinggiran kota Bahama.
Klaim Clonaid, perusahaan Bioteknologi di Bahama, yang sukses menghasilkan manusia kloning pertama di dunia dengan lahirnya Eve, 26 Desember 2002 lalu makin mendekatkan pada impian tersebut. Walaupun ini masih sebuah awal. Mereka mempercayai kehidupan di bumi diciptakan mahluk angkasa luar melalui rekayasa genetika. Eve merupakan bayi pertama yang lahir dari 10 implantasi yang dilakukan Clonaid tahun 2002. Dari 10 implan, lima gagal. Jadi bukan pada proses kloningnya. “Kami orang-orang serius dan bertanggungjawab karena ini berhubungan dengan masalah kemanusiaan. Kami memberikan hak dan pilihan pada orang tua untuk memilih anak-anak sesuai gen mereka. Jika dalam proses kloning, peneliti Clonaid mendeteksi adanya abnormalitas, janin akan digugurkan. Kelahiran Eve merupakan sebuah kejutan. Kebanyakan ilmuwan setuju, reproduksi manusia dengan cara kloning memang memungkinkan. Namun mereka menekankan, eksperimen seperti itu tidak bisa dipertanggungjawabkan karena tingginya resiko kematian dan gangguan pasca kelahiran. Upaya mengkloning manusia adalah tindakan tidak bertanggungjawab dan menjijikkan serta mengabaikan banyaknya bukti ilmiah dari 7 spesies mamalia yang sejauh ini sudah dikloning. Ian Wilmut yang berperan dalam kelahiran Dolly menegaskan, kloning pada manusia amat mengejutkan karena jumlah kegagalan yang tinggi dan kematian pada bayi yang baru lahir. Kloning pada binatang menunjukkan adanya kelemahan. Dolly, mamalia pertama yang berhasil dikloning terbukti menderita arthritis pada usianya yang masih muda. Domba betina ini dikloning dengan teknik kloning transfer inti sel somatik (sel tubuh). DNA Dolly berasal dari sel tunggal yang diambil dari sel telur induknya yang kemudian difusikan dengan sel ‘mammary’ (sel kelenjar susu). Sel yang telah bergabung berkembang menjadi embryo yang kemudian ditanamkan pada biri-biri pengganti. Perlu 227 Percobaan. Walau dikatakan berhasil, prosedur kloning ini tidaklah sempurna. Diperlukan 227 percobaan sebelum akhirnya tercipta Dolly. Kloning pada manusia lebih rumit dengan resiko yang besar dan sangat potensial terjadi kesalahan. Salah satu kekhawatirannya adalah jika seorang bayi di klon, maka kromosomnya akan cocok dengan usia donor. Misalnya seorang anak hasil kloning yang berusia 5 tahun akan tampak seperti berumur 10 karena mendapat kromosom dari donor berusia 5 tahun , dengan disertai risiko penyakit jantung dan kanker. Risiko buruk juga mengintai para wanita yang memutuskan mengandung bayi kloning.
Genetika sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pewarisan sifat suatu individu ke keturunannya selalu menarik perhatian seluruh kalangan. Genetika terus berkembang dengan pesat sejak diketahuinya atau ditemukannya struktur Deoxyribose Nucleic Acid (DNA). Sebenarnya kloning ini bukanlah hal yang mengejutkan atau hal yang mustahil karena alam sendiri yang telah lama memberi tanda-tanda adanya kloning (kloning alami), terlihat jelas pada bakteri yang berkembang biak melalui proses kloning (membelah diri dari satu sel menjadi dua sel identik secara genetik). Teknik kloning ini tidak hanya terdapat dalam bidang kedokteran atau kesehatan, tetapi juga pada bidang peternakan dan pertanian. Peluang untuk memindah atau menukar gen dari sel yang satu ke sel yang lain dari organisme berbeda memberikan prospek yang cerah bagi terlaksananya rekayasa genetika. Keuntungan yang diperoleh dengan adanya rekayasa genetika ini adalah penghematan dalam biaya, waktu, jumlah bahan, kelangkaan bahan, maupun jenis-jenis produk baru. (http://biologysmp.wordpress.com/asal-usul/ )
Beberapa tahun terakhir perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang sungguh amat mencengangkan. Sama halnya dengan kemajuan bioteknologi. Berbagai macam penelitian dan penemuan baru terjadi memunculkan sebuah kemajuan yang luar biasa. Salah satu contoh kemajuan dalam bidang bioteknologi tersebut adalah penelitian dan penemuan baru tentang kloning dan stem sel (Sel Punca). Secara biologis, penelitian dan penemuan ini merupakan sebuah kemajuan yang cukup signifikan. Penelitian dan penemuan baru lebih lanjut tentang kloning dan stem sel mulai diadakan demi menunjang kemajuan dalam bidang biologi maupun medis (Anonim, 2009b).
Kloning merupakan teknik penggandaan gen yang menghasilkan keturunan yang sama sifat, baik dari segi hereditas maupun penampakannya (Anonim, 2009a). Kloning juga merupakan suatu cara menciptakan makhluk hidup baru tanpa menggunakan sperma jantan dan telur betina, seperti yang biasanya terjadi secara alamiah (Yohanky, 2008). Dolly merupakan biri – biri pertama hasil dari perekayasaan genetika yang dilakukan oleh Ian Wilmut di Roslin Institute di Skotlandia. Teknik pengkloningan sendiri dilakukan dengan cara menjiplak blueprint sel donornya, dan makhluk baru itu akan menjadi sama persis atau identik dengan karakteristik donornya (Yohanky, 2008).
Keberhasilan kloning dalam arti duplikasi hewan, juga sebenarnya telah diterapkan pada tumbuhan, bahkan mungkin keberhasilannya mendahului keberhasilan kloning pada hewan, hanya saja pamornya tidak sehebat pada hewan. Seperti buah semangka tanpa biji, maupun tumbuhan yang berkembangbiak dengan stek merupakan hasil klonasi dalam arti yang sesungguhnya (Maharani, 2004).
Lalu bagaimana dengan kloning manusia..??. Isu ini merupakan isu yang sampai sekarang merupakan isu yang banyak mengundang banyak pro dan kontra yang kuat. Selain itu, bagaimana pandangan berbagai kalangan tentang pemamfaatan teknologi kloning dalam terapi gen yang merupakan sebuah pengobatan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit genetik serta penyakit atau kelainan yang membutuhkan transplantasi organ, dimana dalam kasus ini sebenarnya merupakan sebuah aplikasi teknik kloning dalam menghasilkan sebuah organ baru yang identik dengan organ pasien yang diganti. Masalah ini merupakan kajian yang cukup menarik untuk ditelaah secara mendalam dengan menggunakan akal pikiran yang sehat, agar teknologi kloning ini seharusnya dapat digunakan dalam memecahkan masalah yang muncul dalam kehidupan manusia tampa menimbulkan masalah-masalah lain yang berhubungan dengan etika dan moral pada kemudian hari, baik yang berhubungan dengan keyakinan dan hukum agama tertentu, atau dengan etika dan norma-norma yang berlaku.
4. Manfaat Kloning
Teknologi kloning diharapkan dapat memberi manfaat kepada manusia, dalah satunya di bidang medis:
Untuk pengembangan ilmu pengetahuan
Untuk mengembangkan dan memperbayak bibit unggul
Kloning manusia memungkinkan banyak pasangan tidak subur untuk mendapatkan anak.
Organ manusia dapat dikloning secara selektif untuk dimanfaatkan sebagai organ pengganti bagi pemilik sel organ itu sendiri, sehingga dapat meminimalisir risiko penolakan.
Sel-sel dapat dikloning dan diregenerasi untuk menggantikan jaringan-jaringan tubuh yang rusak, misalnya urat syaraf dan jaringan otot. kemungkinan bahwa kelak manusia dapat mengganti jaringan tubuhnya yang terkena penyakit dengan jaringan tubuh embrio hasil kloning, atau mengganti organ tubuhnya yang rusak dengan organ tubuh manusia hasil kloning. Di kemudian hari akan ada kemungkinan tumbuh pasar jual-beli embrio dan sel-sel hasil kloning.
Teknologi kloning memungkinkan para ilmuan medis untuk menghidupkan dan mematikan sel-sel. Dengan demikian, teknologi ini dapat digunakan untuk mengatasi kanker. Di samping itu, ada sebuah optimisme bahwa kelak kita dapat menghambat proses penuaan berkat apa yang kita pelajari dari kloning.
Teknologi kloning memungkinkan dilakukan pengujian dan penyembuhan penyakit-penyakit keturunan. Dengan teknologi kloning, kelak dapat membantu manusia dalam menemukan obat kanker, menghentikan serangan jantung, dan membuat tulang, lemak, jaringan penyambung, atau tulang rawan yang cocok dengan tubuh pasien untuk tujuan bedah penyembuhan dan bedah kecantikan.
5.Dampak Kloning
Perdebatan tentang kloning dikalangan ilmuwan barat terus terjadi, bahkan dalam hal kloning binatang sekalipun, apalagi dalam hal kloning manusia. Kelompok kontra kloning diwakili oleh George Annos (seorang pengacara kesehatan di universitas Boston) dan pdt. Russel E. Saltzman (pendeta gereja lutheran). menurut George Annos, kloning akan memiliki dampak buruk bagi kehidupan, antara lain :
• merusak peradaban manusia.
• memperlakukan manusia sebagai objek.
• Jika kloning dilakukan manusia seolah seperti barang mekanis yang bisa dicetak semaunya oleh pemilik modal. Hal ini akan mereduksi nilai-nilai kemanusiaan yang dimiliki oleh manusia hasil kloning.
• kloning akan menimbulkan perasaan dominasi dari suatu kelompok tertentu terhadap kelompok lain. Kloning biasanya dilakukan pada manusia unggulan yang memiliki keistimewaan dibidang tertentu. Tidak mungkin kloning dilakukan pada manusia awam yang tidak memiliki keistimewaan. Misalnya kloning Einstein, kloning Beethoven maupun tokoh-tokoh yang lain. Hal ini akan menimbulkan perasaan dominasi oleh manusia hasil kloning tersebut sehingga bukan suatu kemustahilan ketika manusia hasil kloning malah menguasai manusia sebenarnya karena keunggulan mereka dalam berbagai bidang.
6.Pandangan Etika Kristen
Dalam masyarakat post-Christianity ini, banyak orang tidak melihat existensi
manusia sebagai ciptaan Allah yang kudus dan mulia. Pandangan evolusi
menganggap manusia tidak mempunyai keistimewaan, menurut mereka manusia
hanya salah satu jenis binatang. Konsep ini dapat dibaca dari tulisan Tom
Siegfried dalam Dallas Morning News terbitan Senin, 3 Maret 1997, yang
berjudul, "It's hard to see a reason why a human Dolly is evil." Para
naturalist berpendapat, segala ilmu berguna, kita dapat membenarkannya
melalui manfaat yang diberikan kepada masyarakat.
Menghadapi tantangan zaman ini, sebagai umat Kristen kita percaya bahwa
manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, mempunyai nilai yang tidak
terbatas, baik secara genotype ataupun phenotype, Herman Bavinck mengatakan,
bahwa manusia bukan hanya membawa dan memiliki gambar dan rupa Allah, Namun
kita adalah gambar dan rupa Allah, konsep inilah yang membedakan pandangan
Kekristenan dengan pandangan dunia tentang nilai dan keunikan manusia.
Itulah sebabnya mereka tidak merasa klona sebagai dosa di hadapan Allah.
Klona membawa manusia kembali pada dosa Adam dan Hawa, yang ingin menjadi
sama dengan Allah. Manusia yang merupakan ciptaan ingin menjadi pencipta,
mereka ingin menciptakan manusia yang diinginkannya. Sebenarnya klona bukan
penciptaan, melainkan hanya meng-copy ciptaan Tuhan.
Kehendak Allah memberikan anak adalah melalui hasil hubungan antara suami
dan istri, sedang klona adalah perbuatan yang menentang kehendak Allah.
Kita percaya bahwa penemuan para ilmuan tentang keberadaan manusia dan usaha
meningkatkan mutu kehidupan manusia adalah benar dan konsisten dengan mandat
dan kehendak Allah dalam penciptaan manusia. Demikian pula dengan informasi
genetik merupakan sumbangsih yang tidak ternilai untuk menolong pasien.
Namun penyalahgunaan informasi genetik akan merendahkan martabat dan nilai
manusia. Karena setiap anak yang lahir harus mempunyai hak untuk dilahirkan
secara utuh sebagai keturunan dari ayah dan ibu, memiliki keistimewaan dan
keunikan yang sepadan dengan manusia lain, klona telah mengurangi unsur
keunikannya.
Klona adalah pencobaan yang bersifat tidak etika, karena para ahli sendiri
tidak yakin dengan hasilnya, manusia yang bagaimanakah yang akan mereka
hasilnya, lalu bagaimana nasibnya nanti?
Berdasarkan konsep etika di atas, kita harus lebih tekun dan setia berdoa,
agar para ilmuwan tidak menyalahgunakan akal budi dan kepandaian yang
diberikan Tuhan, kita juga berdoa, agar mereka diberi hati yang takut akan
Tuhan supaya mereka tidak berani melakukan pencobaan pengklonaan manusia.
Kesimpulan
Berdasarkan artikel ini, saya menyimpulkan bahwa teknologi cloning memang sangat baik bagi manusia karna dapat memeberikan keuntungan yang lebih bagi manusia. Akan tetapi saya juga tidak menyetujui akan adanya pengkloningan terhadap manusia,selai melanggar hak asasi manusia juga bertentangan hokum dan norma nyang berlaku di masyarakat khususnya dalam ajaran agama.
Sumber : (http://blog.uin-malang.ac.id/rizkialfajri/ , http://yanceanascommunity.blogspot.com/2009/12/teknologi-kloning-antara-kontrofersi.html , http://www.mail-archive.com/eskolnet-l@linux.mitra.net.id/msg01577.html )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar