Indonesia terdiri dari beragam suku yang menjadikannya negara yang kaya akan budaya. Masing-masing daerah mempunyai tradisi yang berbeda untuk merayakan hari-hari besarnya, seperti perayaan hasil panen yang Urbanesia bahas dalam artikelThanksgiving in Indonesia. Nah, penasaran nggak sih bagaimana setiap daerah di Indonesia merayakan hari Natal? Let's find out, keep reading, Urbanesian!
Bali
Agama utama di Pulau Bali memang Hindu, tetapi bukan berarti pemeluk Kristen di Bali tidak mempunyai tradisi untuk merayakan Natal. Komunitas pemeluk Kristen di Bali mempunyai tradisi merayakan Natal dengan memakai pakaian khas daerah mereka; yaitu kebaya, selendang, kain kamen, dan destar. Warna-warna yang biasanya mereka pakai adalah hitam dan putih. Selain memakai pakaian daerah, biasanya gereja dihias dengan ornamen khas Bali yang bernama penjor, yaitu batang bambu yang dihias dengan janur.
Yogyakarta
Yogyakarta memang kota yang kental akan nuansa budaya, termasuk perayaan Natalnya. Pada saat perayaan Natal, biasanya pendeta memimpin ibadah dengan memakai beskap dan blangkon serta menggunakan bahasa Jawa halus. Selain itu, ada pula pertunjukan wayang kulit bertema kelahiran kristus. Pada 25 Desember, ada juga tradisi saling mengunjungi, mirip seperti lebaran. Tak jarang, anak-anak pun pulang dengan membawa angpau sehabis mengunjungi saudara dan orang terdekatnya.
DKI Jakarta
Di DKI Jakarta terdapat Kampung Tugu, tempat bermukimnya komunitas warga keturunan Portugis. Nah, di sini terkenal tradisi unik untuk merayakan Natal yang disebutRabo-Rabo. Setelah pulang dari kebaktian, warga biasanya berziarah ke kuburan yang terletak di samping gereja, lalu dimulailah tradisi Rabo-Rabo. Warga bermain musik keroncong sambil berkeliling kampung untuk mengunjungi para fam. Lagu-lagu yang dimainkan tentunya tembang-tembang Natal. Setiap penghuni rumah yang habis dikunjungi wajib mengikuti rombongan sampai ke rumah yang terakhir.
Puncak perayaan terdapat pada tradisi mandi-mandi. Warga Kampung Tugu berkumpul di rumah keluarganya lalu mereka saling mencorat-coret muka dengan bedak putih. Ini merupakan simbol untuk membersihkan kesalahan yang lalu menjelang tahun baru.
Sumatera Utara
Masyarakat Batak di Sumatera Utara mengenal tradisi Marbinda untuk perayaan Natal. Pada tradisi Marbinda ini, masyarakat menyembelih seekor hewan bersama-sama saat hari raya. Hewan yang disembelih dibeli dari hasil menabung bersama beberapa bulan sebelumnya. Jika jumlah peserta patungan banyak, masyarakat dapat membeli kerbau, tetapi kalau sedikit biasanya mereka hanya menyembelih babi. Pada saat perayaan, masyarakat melakukan marhobas, yaitu pemotongan dan pembagian hewan hasil patungan tersebut.
Toraja
Setiap Natal, Pemda Toraja mengadakan festival budaya dan pariwisata bernama “Lovely December". Festival ini dibuka pada awal Desember dengan pemotongan kerbau belang dan berakhir tanggal 26 Desember dengan arak-arakan yang disebut lettoan. “Lovely December" terbuka untuk umum, bukan hanya untuk penganut Kristen. Tak jarang momen ini dimanfaatkan para perantau untuk pulang ke Toraja. Di festival ini, para pengunjung dapat menikmati karnaval, bazaar Natal, kontes kerbau, aneka acara adat, pentas seni, pameran kerajinan tangan, dan kuliner. Masyarakat Toraja pun menghias rumah, kantor, dan gereja.
Manado
Di Manado, masyarakatnya mempunyai tradisi ibadah pra-natal yang dimulai sejak 1 Desember sampai hari Natal tiba. Selama masa ini para pejabat Pemda melakukan Safari Natal, setiap harinya mereka mengikuti ibadah di setiap kecamatan yang berbeda. Pawai keliling kota pun sering diadakan warga. Banyak juga keluarga di Manado yang mempunyai tradisi menjenguk kuburan kerabatnya dan makan bersama di sana, biasanya ini dilakukan menjelang tahun baru. Pada tradisi ini, biasanya kuburan juga dibersihkan dan terkadang ditambahi lampu hiasan. Rangkaian perayaan Natal ini berakhir pada Minggu pertama Januari dengan tradisi kunci taon, dalam tradisi ini warga melakukan pawai keliling dengan menggunakan kostum-kostum lucu.
Papua
Warga Papua mempunyai tradisi barapen atau bakar batu, yaitu sebuah ritual kuliner lokal untuk mengolah babi. Tradisi ini dilakukan sebagai ungkapan kebahagiaan Natal. Selain itu, banyak tempat yang dihias dengan dekorasi bertemakan kelahiran Yesus, lagu-lagu Natal pun diputar selama 24 jam.
Ambon
Di Ambon, Natal identik dengan bunyi sirine kapal dan lonceng gereja yang dibunyikan serentak pada tengah malam 24 Desember. Momen ini juga identik dengan pertemuan keluarga besar.
Flores
Di Flores, Natal identik dengan ledakkan meriam bambu di nyaris semua sudut kota pada malam Natal. Anak muda di Flores biasanya begadang semalaman pada 24 Desember sambil bermain kembang api dan minum moke (sejenis minuman keras khas Flores).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar