Lampung adalah sebuah provinsi yang letaknya paling selatan di Pulau Sumatera. Di dalam provinsi ini penduduknya terbagi dalam beberapa suku bangsa yaitu: Suku bangsa Lampung, Jawa, Sunda dan Bali (www.wikipedia.org). Pada Sukubangsa Lampung sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu Lampung Pepadun dan lampung Sebatin. Lampung Sebatin adalah sebutan bagi orang Lampung yang berada di sepanjang pesisir pantai selatan Lampung. Sedangkan, Lampung Pepadun1 adalah sebutan bagi orang Lampung yang berasal dari Sekala Brak di punggung Bukit Barisan (sebelah barat Lampung Utara) dan menyebar ke utara, timur dan tengah provinsi ini. Sebagaimana masyarakat lainnya, mereka juga mereka menumbuh-kembangkan kesenian yang tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata, tetapi jatidirinya. Dan, salah satu kesenian yang ditumbuhkembangkan oleh masyarakat Lampung, khususnya Orang Pepadun, adalah jenis seni tari yang disebut “tari cangget”.
Konon, sebelum tahun 1942 atau sebelum kedatangan bangsa Jepang ke Indonesia, tari cangget selalu ditampilkan pada setiap upacara yang berhubungan dengan gawi adat, seperti: upacara mendirikan rumah, panen raya, dan mengantar orang yang akan pergi menunaikan ibadah haji. Pada saat itu orang-orang akan berkumpul, baik tua, muda, laki-laki maupun perempuan dengan tujuan selain untuk mengikuti upacara, juga berkenalan dengan sesamanya. Jadi, pada waktu itu tari cangget dimainkan oleh para pemuda dan pemudi pada suatu desa atau kampung dan bukan oleh penari-penari khusus yang memang menggeluti seni tari tersebut.
Waktu itu para orangtua biasanya memperhatikan dan menilai gerak-gerik mereka dalam membawakan tariannya. Kegiatan seperti itu oleh orang Lampung disebut dengan nindai. Tujuannya tidak hanya sekedar melihat gerak-gerik pemuda atau pemudi ketika sedang menarikan tari cangget, melainkan juga untuk melihat kehalusan budi, ketangkasan dan keindahan ketika mereka berdandan dan mengenakan pakaian adat Lampung. Bagi para pemuda dan atau pemudi itu sendiri kesempatan tersebut dapat dijadikan sebagai arena pencarian jodoh. Dan, jika ada yang saling tertarik dan orang tuanya setuju, maka mereka meneruskan ke jenjang perkawinan.
2. Macam-macam Tari Cangget dan Gerakannya
Tarian cangget yang menjadi ciri khas orang Lampung ini sebenarnya terdiri dari beberapa macam, yaitu:
Cengget Nyambuk Temui, adalah tarian yang dibawakan oleh para pemuda dan pemudi dalam upacara menyambut tamu agung yang berkunjung ke daerahnya.
Cangget Bakha, adalah tarian yang dimainkan oleh pemuda dan pemudi pada saat bulat purnama atau setelah selesai panen (pada saat upacara panen raya).
Cangget Penganggik, adalah tarian yang dimainkan oleh pemuda dan pemudi saat mereka menerima anggota baru. Yang dimaksud sebagai anggota baru adalah pada pemuda dan atau pemudi yang telah berubah statusnya dari kanak-kanak menjadi dewasa. Perubahan status ini terjadi setelah mereka melalukan upacara busepei (kikir gigi).
Cangget Pilangan, adalah tarian yang dimainkan oleh para pemuda dan pemudi pada saat mereka melepas salah seorang anggotanya yang akan menikah dan pergi ke luar dari desa, mengikuti isteri atau suaminya.
Cangget Agung adalah tarian yang dimainkan oleh para pemuda dan pemudi pada saat ada upacara adat pengangkatan seseorang menjadi Kepala Adat (Cacak Pepadun). Pada saat upacara pengangkatan ini, apabila Si Kepala Adat mempunyai seorang anak gadis, maka gadis tersebut akan diikutsertakan dalam tarian cangget agung dan setelah itu ia pun akan dianugerahi gelar Inten, Pujian, Indoman atau Dalom Batin.
Walau tarian cangget terdiri dari beberapa macam, namun tarian ini pada dasarnya mempunyai gerakan-gerakan yang relatif sama, yaitu: (1) gerak sembah (sebagai pengungkapan rasa hormat); (2) gerakan knui melayang (lambang keagungan); (3) gerak igel (lambang keperkasaan); (4) gerak ngetir (lambang keteguhan dan kesucian hati; (5) gerak rebah pohon (lambang kelembutan hati); (6) gerak jajak/pincak (lambang kesiagaan dalam menghadapi mara bahaya); dan (7) gerak knui tabang (lambang rasa percaya diri).
3. Peralatan, Busana, dan Perkembangannya
Peralatan musik yang digunakan untuk mengiringi tari Canget diantaranya adalah: (1) canang lunik 8–12 buah; (2) bende sebuah; (3) gujeh sebuah; (4) gong 2 buah; (5) gendang sebuah; dan (6) pepetuk 2 buah.
Busana yang dikenakan oleh penari perempuan adalah: (1) kain tapis; (2) kebaya panjang warna putih; (3) siger; (4) gelang burung; (5) gelang ruwi; (6) kalung papan jajar; (7) buah jarum; (8) bulu seratai; (9) tanggai; (10) peneken; (11) anting-anting; dan (12) kaos kaki warna putih. Sedangkan busana dan perlengkapan pada penari laki-laki adalah: (1) kain tipis setengah tiang; (2) bulu seratai; (3) ikat pandan; (4) jubah; dan (5) baju sebelah.
Selain peralatan musik dan busana bagi penarinya, tarian ini juga menggunakan perlengkapan-perlengkapan pendukung lainnya, yaitu: (1) jepana (tandu usungan) yang dipakai pada saat mengantar dan menjemput tamu agung, sesepuh adat atau pun puteri kepala adat dan kutamara; (2) tombak dan keris, dipakai pada saat tari igel; (3) talam emas, dipakai untuk landasan menurunkan serta menaikkan para sesepuh atau tetua adat dari Jepana memasuki Sesat Agung ataupun sebaliknya; (4) Payung adat yang warna putih (lambang kesucian) dan warna kuning (lambang keagungan).
Adapun lagu-lagu yang sering dinyanyikan untuk mengiringi tarian Cangget Agung adalah (1) tabuh mapak/nyabuk temui; (2) tabuh tari (tarey); (3) serliah adak; (4) mikhul bekekes; (5) gupek; dan (6) hujan turun.
Saat ini, seiring dengan perkembangan zaman, penyelenggaraan tarian ini semakin berkurang. Tarian cangget tidak lagi ditarikan oleh para pamuda dan pemudi untuk saling berkenalan, melainkan telah menjadi suatu tarian khusus yang dimainkan oleh penari-penari tertentu (tidak sembarang orang) dan pada saat-saat tertentu saja (upacara adat saja).
4. Nilai Budaya
Cangget sebagai tarian khas orang Lampung Pepadun, jika dicermati, tidak hanya mengandung nilai estetika (keindahan), sebagaimana yang tercermin dalam gerakan-gerakan tubuh para penarinya. Akan tetapi, juga nilai kerukunan dan kesyukuran.
Nilai kerukunan tercermin dalam fungsi tari tersebut yang diantaranya adalah sebagai ajang berkumpul dan berkenalan baik bagi orang tua, kaum muda, laki-laki maupun perempuan. Dengan berkumpul dan saling berkenalan antar warga dalam suatu kampung atau desa untuk merayakan suatu upacara adat, maka akan terjalin silaturahim antar sesama dan akhirnya akan menciptakan suatu kerukunan di dalam kampung atau desa tersebut.
Sedangkan nilai kesyukuran juga tercermin dalam tujuan diselenggarakannya tarian tersebut, yang merupakan salah satu unsur dalam penyelenggaraan suatu upacara adat sebagai perwujudan rasa syukur kepada Sang Pencipta (Allah SWT).
sumber: http://hipmala.wordpress.com/2008/04/04/tari-cangget-lampung/
Rabu, 25 Mei 2011
Senin, 23 Mei 2011
Puisi ku
Hanya Sendiri
Ketika waktu terus bergulir
Ku tersadar bahwa ku hanya sendiri
Menatap sosok bayangan dirimu
Yang kini perlahan pergi menjauh
Gelap dan dingin yang mulai menusuk
Seakan membunuh detik demi detikku
Ku lelah dengan situasi ini
Ku lelah dengan semua ini
Jangan pergi, hai kau ingatanku!
Ku tak mau hanya sendiri disini
Berjalan ditengah-tengah puing ingatan
Yang tak bisa kutemukan ujung dari semua ini
Ketika waktu terus bergulir
Ku tersadar bahwa ku hanya sendiri
Menatap sosok bayangan dirimu
Yang kini perlahan pergi menjauh
Gelap dan dingin yang mulai menusuk
Seakan membunuh detik demi detikku
Ku lelah dengan situasi ini
Ku lelah dengan semua ini
Jangan pergi, hai kau ingatanku!
Ku tak mau hanya sendiri disini
Berjalan ditengah-tengah puing ingatan
Yang tak bisa kutemukan ujung dari semua ini
Kamis, 19 Mei 2011
Nikmat Cinta dalam Kehidupan
Nikmat Cinta dalam Kehidupan
“There is a comfort in the strength of love: ‘Twill make a thing endurable, which else would overset the brain, or break the heart. – Ada kedamaian dalam kekuatan cinta: ‘Mereka (cinta) akan menjadikan sesuatu berjalan dengan baik, dimana yang lain dapat menyebabkan pusing atau patah hati.”
~ William Wordsworth
Sebenarnya cinta begitu penting bagi siapa pun di dunia ini seperti tubuh memerlukan oksigen. Seorang filosof seperti Plato menyebutkan, “Siapa yang tidak terharu oleh cinta, berarti berjalan dalam gelap gulita.” Ia menyatakan begitu penting cinta bagi kehidupan kita. Hanya saja selama ini kita tak cukup memahami pengertian cinta itu sendiri, karena cinta memiliki makna yang begitu dalam. Kali ini dari kehidupan Dwi Krismawan kita dapat belajar memahami unsur-unsur yang selalu ada dalam cinta.
Dwi Krismawan adalah seorang pemuda yang bercita-cita menjadi seorang pilot. Ia berupaya keras untuk mencapai cita-cita tersebut, sampai akhirnya ia berhasil diterima di Sekolah Tinggi Penerbangan Curug. Tetapi ia mengalami kecelakaan tragis tiga bulan sebelum diwisuda, tepatnya pada tanggal 28 Januari 1997. Pesawat jenis FG-10 yang ia piloti bersama sang instruktur meledak dan hancur setelah menabrak punggung Gunung Gere di Jawa Barat.
Walaupun berhasil diselamatkan 8 jam kemudian, tetapi keadaan fisik Kris sudah sangat memprihatinkan. Kedua daun telinganya hilang, dan kedua kelopak matanya tidak lagi sempurna. Ia harus menjalani 15 kali bedah konstruksi dan dirawat intensif selama 15 bulan di rumah sakit.
Keadaan Kris yang memprihatinkan dan hampir tidak memiliki masa depan tak membuat kekasihnya, Bethania Eden, berpaling. Bethania berusaha mencurahkan perhatian untuk kekasihnya. Ia terus memberikan perhatian agar Kris kembali sembuh dan memiliki rasa percaya diri.
Saat ini Kris yang tak lagi tampan justru mampu menertawakan dirinya sendiri. “Saya pernah diundang untuk main film yang berjudul Bangkit dari Perkuburan. Saya tidak perlu make up (dandanan) lagi! Hemat waktu!” katanya.
“Sewaktu saya bermain dengan anak saya di tepi kolam air, kedengaran orang berkata, The Beauty and the Beast (Si Cantik dan Si Buruk Rupa),” imbuhnya.
Menurut Erich Fromm, murid kesayangan Sigmund Freud, cinta mengandung empat unsur yaitu perhatian, tanggung jawab, rasa saling menghormati, dan pengetahuan. Bethania benar-benar memiliki unsur cinta yang teramat penting yaitu perhatian. Ia mencurahkan segenap perhatian kepada kekasihnya sampai akhirnya Kris kembali memiliki rasa percaya diri tersebut. Perhatian adalah salah satu unsur yang selalu ada dalam cinta, dan Bethania adalah salah satu personifikasi yang sudah mampu menunjukkan cinta dalam perbuatannya.
Sementara itu, pada proses pascamasa penyembuhan semula Dwi Krismawan tak pernah dapat menerima keadaan fisiknya yang hancur. Tetapi Bethania tak pernah letih memberikan pengertian agar Kris selalu berpikir positif. Bethania tak pernah menuntut Kris segera menerima keadaannya yang baru. Ia memahami keadaan Kris yang membutuhkan waktu untuk memulihkan kepercayaan dirinya dan sangat membutuhkan seseorang yang tulus dan setia mendampingi dirinya. Sikap Bethania terhadap Kris tersebut merupakan salah satu bentuk dari unsur cinta. Ia sangat memahami Kris dari segi latar belakang keadaan, keluarga, apa yang ia butuhkan dan lain sebagainya. “Kalau kamu malu, kamu akan semakin terpuruk tetapi kamu harus belajar menerima kenyataan, belajar menerima apa yang telah terjadi dengan besar hati,” demikian kata Bethania membesarkan hati seperti ditirukan Kris sendiri. Cinta dari Bethania akhirnya menjadikan Kris pribadi yang positif dan motivator yang telah memberikan banyak inspirasi kepada banyak orang.
Ketika Kris mengalami kecelakaan, sebenarnya Bethania dapat meninggalkan Kris begitu saja. Apalagi waktu itu Bethania masih cukup muda dan cantik, status hubungan mereka juga belum menikah, terlebih hubungan asmara mereka tidak direstui keluarga Kris. Tetapi Bethania memilih untuk tetap mendampingi Kris dan terus memberinya semangat hidup.
Bethania merasa bertanggung jawab untuk membangkitkan semangat hidup kekasih yang kemudian menjadi suaminya itu. Ia merasa sudah seharusnya membantu memulihkan kepercayaan diri pasangannya dengan berbagai cara, termasuk mengajak Kris jalan-jalan ke pusat-pusat perbelanjaan sekaligus menemani dan mendorongnya berinteraksi dengan banyak orang.
Sebaliknya, Kris juga sangat mencintai istri dan anak-anaknya. Oleh sebab itu ia merasa bertanggung jawab untuk membahagiakan mereka dari segi material, emosional, spiritual dan menata masa depan anak-anaknya sebaik mungkin. Dari sanalah Kris mampu bangkit, memulai karir sebagai agen asuransi sampai akhirnya pernah dinobatkan sebagai agen asuransi terbaik dan kini menjadi motivator yang inspiratif.
Padahal ketika Kris menikah pada tanggal 17 Juli 1999, keadaan ekonomi keluarganya sangat memprihatinkan karena ia kesulitan mendapatkan pekerjaan. Beban ekonomi kian berat ketika putra pertama mereka lahir. Tetapi di tengah deraan kesulitan tersebut, Bethania tetap menunjukkan rasa hormat terhadap suaminya sebagai kepala rumah tangga sebagai bentuk cinta kasih dan kesetiaannya.
Dalam sebuah wawancara di majalah Voice, Bethania menyatakan, “Bagaimana bisa kita setia dan mencintai Tuhan YME yang tidak kelihatan, kalau yang kelihatan saja tidak bisa kita cintai dan setia.” Bethania tetap bangga pada kelebihan dan menerima kekurangan Kris dengan tulus. Sikap Bethania yang selalu menghargai pasangan apa pun keadaan pasangannya adalah salah satu contoh dari unsur yang selalu ada dalam cinta.Cinta benar-benar berperan penting dalam kehidupan Kris. Cinta kasih istrinya adalah salah satu daya dorong yang luar biasa untuk menggapai keberhasilan dan kebahagiaan yang ia miliki saat ini.
Dari kisah nyata diatas kita dapat menyimpulkan bahwa cinta yang sejati tidak memandang apapun dan akan tetap utuh bagaimanapun waktu terus berjalan. Cinta itu pun tidak sebatas pada hubungan antar manusia saja, yang dapat berupa cinta pada keluarga, teman, orang-orang yang ada di sekitar kita, tetapi cinta itu juga dapat terjadi antara manusia dengan alam atau makluk hidup yang, seperti cinta kita pada binatang kesayangan. Lebih dari cinta seorang manusia yang utama adalah cibnta terhadap Sang Pencipta yaitu Tuhan Yang Maha Esa, yang telah mencipkan segala sesuatunya baik adanya.
Sumber : http://www.pembelajar.com/tentang-cinta-dalam-kehidupan-kita
“There is a comfort in the strength of love: ‘Twill make a thing endurable, which else would overset the brain, or break the heart. – Ada kedamaian dalam kekuatan cinta: ‘Mereka (cinta) akan menjadikan sesuatu berjalan dengan baik, dimana yang lain dapat menyebabkan pusing atau patah hati.”
~ William Wordsworth
Sebenarnya cinta begitu penting bagi siapa pun di dunia ini seperti tubuh memerlukan oksigen. Seorang filosof seperti Plato menyebutkan, “Siapa yang tidak terharu oleh cinta, berarti berjalan dalam gelap gulita.” Ia menyatakan begitu penting cinta bagi kehidupan kita. Hanya saja selama ini kita tak cukup memahami pengertian cinta itu sendiri, karena cinta memiliki makna yang begitu dalam. Kali ini dari kehidupan Dwi Krismawan kita dapat belajar memahami unsur-unsur yang selalu ada dalam cinta.
Dwi Krismawan adalah seorang pemuda yang bercita-cita menjadi seorang pilot. Ia berupaya keras untuk mencapai cita-cita tersebut, sampai akhirnya ia berhasil diterima di Sekolah Tinggi Penerbangan Curug. Tetapi ia mengalami kecelakaan tragis tiga bulan sebelum diwisuda, tepatnya pada tanggal 28 Januari 1997. Pesawat jenis FG-10 yang ia piloti bersama sang instruktur meledak dan hancur setelah menabrak punggung Gunung Gere di Jawa Barat.
Walaupun berhasil diselamatkan 8 jam kemudian, tetapi keadaan fisik Kris sudah sangat memprihatinkan. Kedua daun telinganya hilang, dan kedua kelopak matanya tidak lagi sempurna. Ia harus menjalani 15 kali bedah konstruksi dan dirawat intensif selama 15 bulan di rumah sakit.
Keadaan Kris yang memprihatinkan dan hampir tidak memiliki masa depan tak membuat kekasihnya, Bethania Eden, berpaling. Bethania berusaha mencurahkan perhatian untuk kekasihnya. Ia terus memberikan perhatian agar Kris kembali sembuh dan memiliki rasa percaya diri.
Saat ini Kris yang tak lagi tampan justru mampu menertawakan dirinya sendiri. “Saya pernah diundang untuk main film yang berjudul Bangkit dari Perkuburan. Saya tidak perlu make up (dandanan) lagi! Hemat waktu!” katanya.
“Sewaktu saya bermain dengan anak saya di tepi kolam air, kedengaran orang berkata, The Beauty and the Beast (Si Cantik dan Si Buruk Rupa),” imbuhnya.
Menurut Erich Fromm, murid kesayangan Sigmund Freud, cinta mengandung empat unsur yaitu perhatian, tanggung jawab, rasa saling menghormati, dan pengetahuan. Bethania benar-benar memiliki unsur cinta yang teramat penting yaitu perhatian. Ia mencurahkan segenap perhatian kepada kekasihnya sampai akhirnya Kris kembali memiliki rasa percaya diri tersebut. Perhatian adalah salah satu unsur yang selalu ada dalam cinta, dan Bethania adalah salah satu personifikasi yang sudah mampu menunjukkan cinta dalam perbuatannya.
Sementara itu, pada proses pascamasa penyembuhan semula Dwi Krismawan tak pernah dapat menerima keadaan fisiknya yang hancur. Tetapi Bethania tak pernah letih memberikan pengertian agar Kris selalu berpikir positif. Bethania tak pernah menuntut Kris segera menerima keadaannya yang baru. Ia memahami keadaan Kris yang membutuhkan waktu untuk memulihkan kepercayaan dirinya dan sangat membutuhkan seseorang yang tulus dan setia mendampingi dirinya. Sikap Bethania terhadap Kris tersebut merupakan salah satu bentuk dari unsur cinta. Ia sangat memahami Kris dari segi latar belakang keadaan, keluarga, apa yang ia butuhkan dan lain sebagainya. “Kalau kamu malu, kamu akan semakin terpuruk tetapi kamu harus belajar menerima kenyataan, belajar menerima apa yang telah terjadi dengan besar hati,” demikian kata Bethania membesarkan hati seperti ditirukan Kris sendiri. Cinta dari Bethania akhirnya menjadikan Kris pribadi yang positif dan motivator yang telah memberikan banyak inspirasi kepada banyak orang.
Ketika Kris mengalami kecelakaan, sebenarnya Bethania dapat meninggalkan Kris begitu saja. Apalagi waktu itu Bethania masih cukup muda dan cantik, status hubungan mereka juga belum menikah, terlebih hubungan asmara mereka tidak direstui keluarga Kris. Tetapi Bethania memilih untuk tetap mendampingi Kris dan terus memberinya semangat hidup.
Bethania merasa bertanggung jawab untuk membangkitkan semangat hidup kekasih yang kemudian menjadi suaminya itu. Ia merasa sudah seharusnya membantu memulihkan kepercayaan diri pasangannya dengan berbagai cara, termasuk mengajak Kris jalan-jalan ke pusat-pusat perbelanjaan sekaligus menemani dan mendorongnya berinteraksi dengan banyak orang.
Sebaliknya, Kris juga sangat mencintai istri dan anak-anaknya. Oleh sebab itu ia merasa bertanggung jawab untuk membahagiakan mereka dari segi material, emosional, spiritual dan menata masa depan anak-anaknya sebaik mungkin. Dari sanalah Kris mampu bangkit, memulai karir sebagai agen asuransi sampai akhirnya pernah dinobatkan sebagai agen asuransi terbaik dan kini menjadi motivator yang inspiratif.
Padahal ketika Kris menikah pada tanggal 17 Juli 1999, keadaan ekonomi keluarganya sangat memprihatinkan karena ia kesulitan mendapatkan pekerjaan. Beban ekonomi kian berat ketika putra pertama mereka lahir. Tetapi di tengah deraan kesulitan tersebut, Bethania tetap menunjukkan rasa hormat terhadap suaminya sebagai kepala rumah tangga sebagai bentuk cinta kasih dan kesetiaannya.
Dalam sebuah wawancara di majalah Voice, Bethania menyatakan, “Bagaimana bisa kita setia dan mencintai Tuhan YME yang tidak kelihatan, kalau yang kelihatan saja tidak bisa kita cintai dan setia.” Bethania tetap bangga pada kelebihan dan menerima kekurangan Kris dengan tulus. Sikap Bethania yang selalu menghargai pasangan apa pun keadaan pasangannya adalah salah satu contoh dari unsur yang selalu ada dalam cinta.Cinta benar-benar berperan penting dalam kehidupan Kris. Cinta kasih istrinya adalah salah satu daya dorong yang luar biasa untuk menggapai keberhasilan dan kebahagiaan yang ia miliki saat ini.
Dari kisah nyata diatas kita dapat menyimpulkan bahwa cinta yang sejati tidak memandang apapun dan akan tetap utuh bagaimanapun waktu terus berjalan. Cinta itu pun tidak sebatas pada hubungan antar manusia saja, yang dapat berupa cinta pada keluarga, teman, orang-orang yang ada di sekitar kita, tetapi cinta itu juga dapat terjadi antara manusia dengan alam atau makluk hidup yang, seperti cinta kita pada binatang kesayangan. Lebih dari cinta seorang manusia yang utama adalah cibnta terhadap Sang Pencipta yaitu Tuhan Yang Maha Esa, yang telah mencipkan segala sesuatunya baik adanya.
Sumber : http://www.pembelajar.com/tentang-cinta-dalam-kehidupan-kita
JENIS-JENIS KIMONO
Kimono (着物) adalah pakaian tradisional Jepang. Arti harfiah kimono adalah baju atau sesuatu yang dikenakan (ki berarti pakai, dan mono berarti barang).
Pada zaman sekarang, kimono berbentuk seperti huruf "T", mirip mantel berlengan panjang dan berkerah. Panjang kimono dibuat hingga ke pergelangan kaki. Wanita mengenakan kimono berbentuk baju terusan, sementara pria mengenakan kimono berbentuk setelan. Kerah bagian kanan harus berada di bawah kerah bagian kiri. Sabuk kain yang disebut obi dililitkan di bagian perut/pinggang, dan diikat di bagian punggung. Alas kaki sewaktu mengenakan kimono adalah zōri atau geta.
Kimono sekarang ini lebih sering dikenakan wanita pada kesempatan istimewa. Wanita yang belum menikah mengenakan sejenis kimono yang disebut furisode. Ciri khas furisode adalah lengan yang lebarnya hampir menyentuh lantai. Perempuan yang genap berusia 20 tahun mengenakan furisode untuk menghadiri seijin shiki. Pria mengenakan kimono pada pesta pernikahan, upacara minum teh, dan acara formal lainnya. Ketika tampil di luar arena sumo, pesumo profesional diharuskan mengenakan kimono. Anak-anak mengenakan kimono ketika menghadiri perayaan Shichi-Go-San. Selain itu, kimono dikenakan pekerja bidang industri jasa dan pariwisata, pelayan wanita rumah makan tradisional (ryōtei) dan pegawai penginapan tradisional (ryokan).
Pakaian pengantin wanita tradisional Jepang (hanayome ishō) terdiri dari furisode dan uchikake (mantel yang dikenakan di atas furisode). Furisode untuk pengantin wanita berbeda dari furisode untuk wanita muda yang belum menikah. Bahan untuk furisode pengantin diberi motif yang dipercaya mengundang keberuntungan, seperti gambar burung jenjang. Warna furisode pengantin juga lebih cerah dibandingkan furisode biasa. Shiromuku adalah sebutan untuk baju pengantin wanita tradisional berupa furisode berwarna putih bersih dengan motif tenunan yang juga berwarna putih.
Sebagai pembeda dari pakaian Barat (yōfuku) yang dikenal sejak zaman Meiji, orang Jepang menyebut pakaian tradisional Jepang sebagai wafuku (和服, pakaian Jepang). Sebelum dikenalnya pakaian Barat, semua pakaian yang dipakai orang Jepang disebut kimono. Sebutan lain untuk kimono adalah gofuku (呉服). Istilah gofuku mulanya dipakai untuk menyebut pakaian orang negara Dong Wu (bahasa Jepang : negara Go) yang tiba di Jepang dari daratan Cina.
Jenis-Jenis Kimono Wanita
Kurotomesode
Tomesode adalah kimono paling formal untuk wanita yang sudah menikah. Bila berwarna hitam, kimono jenis ini disebut kurotomesode (arti harfiah: tomesode hitam). Kurotomesode memiliki lambang keluarga (kamon) di tiga tempat: 1 di punggung, 2 di dada bagian atas (kanan/kiri), dan 2 bagian belakang lengan (kanan/kiri). Ciri khas kurotomesode adalah motif indah pada suso (bagian bawah sekitar kaki) depan dan belakang. Kurotomesode dipakai untuk menghadiri resepsi pernikahan dan acara-acara yang sangat resmi.
Irotomesode
Tomesode yang dibuat dari kain berwarna disebut irotomesode (arti harfiah: tomesode berwarna). Bergantung kepada tingkat formalitas acara, pemakai bisa memilih jumlah lambang keluarga pada kain kimono, mulai dari satu, tiga, hingga lima buah untuk acara yang sangat formal. Kimono jenis ini dipakai oleh wanita dewasa yang sudah/belum menikah. Kimono jenis irotomesode dipakai untuk menghadiri acara yang tidak memperbolehkan tamu untuk datang memakai kurotomesode, misalnya resepsi di istana kaisar. Sama halnya seperti kurotomesode, ciri khas irotomesode adalah motif indah pada suso.
Furisode
Furisode adalah kimono paling formal untuk wanita muda yang belum menikah. Bahan berwarna-warni cerah dengan motif mencolok di seluruh bagian kain. Ciri khas furisode adalah bagian lengan yang sangat lebar dan menjuntai ke bawah. Furisode dikenakan sewaktu menghadiri upacara seijin shiki, menghadiri resepsi pernikahan teman, upacara wisuda, atau hatsumode. Pakaian pengantin wanita yang disebut hanayome ishō termasuk salah satu jenis furisode.
Homongi
Hōmon-gi (訪問着 , arti harfiah: baju untuk berkunjung) adalah kimono formal untuk wanita, sudah menikah atau belum menikah. Pemakainya bebas memilih untuk memakai bahan yang bergambar lambang keluarga atau tidak. Ciri khas homongi adalah motif di seluruh bagian kain, depan dan belakang. Homongi dipakai sewaktu menjadi tamu resepsi pernikahan, upacara minum teh, atau merayakan tahun baru.
Iromuji
Iromuji adalah kimono semiformal, namun bisa dijadikan kimono formal bila iromuji tersebut memiliki lambang keluarga (kamon). Sesuai dengan tingkat formalitas kimono, lambang keluarga bisa terdapat 1, 3, atau 5 tempat (bagian punggung, bagian lengan, dan bagian dada). Iromoji dibuat dari bahan tidak bermotif dan bahan-bahan berwarna lembut, merah jambu, biru muda, atau kuning muda atau warna-warna lembut. Iromuji dengan lambang keluarga di 5 tempat dapat dikenakan untuk menghadiri pesta pernikahan. Bila menghadiri upacara minum teh, cukup dipakai iromuji dengan satu lambang keluarga.
Tsukesage
Tsukesage adalah kimono semiformal untuk wanita yang sudah atau belum menikah. Menurut tingkatan formalitas, kedudukan tsukesage hanya setingkat dibawah homongi. Kimono jenis ini tidak memiliki lambang keluarga. Tsukesage dikenakan untuk menghadiri upacara minum teh yang tidak begitu resmi, pesta pernikahan, pesta resmi, atau merayakan tahun baru.
Komon
Komon adalah kimono santai untuk wanita yang sudah atau belum menikah. Ciri khas kimono jenis ini adalah motif sederhana dan berukuran kecil-kecil yang berulang. Komon dikenakan untuk menghadiri pesta reuni, makan malam, bertemu dengan teman-teman, atau menonton pertunjukan di gedung.
Tsumugi
Tsumugi adalah kimono santai untuk dikenakan sehari-hari di rumah oleh wanita yang sudah atau belum menikah. Walaupun demikian, kimono jenis ini boleh dikenakan untuk keluar rumah seperti ketika berbelanja dan berjalan-jalan. Bahan yang dipakai adalah kain hasil tenunan sederhana dari benang katun atau benang sutra kelas rendah yang tebal dan kasar. Kimono jenis ini tahan lama, dan dulunya dikenakan untuk bekerja di ladang.
Yukata
Yukata adalah kimono santai yang dibuat dari kain katun tipis tanpa pelapis untuk kesempatan santai di musim panas.
Jenis-Jenis Kimono Pria
Kimono paling formal berupa setelan montsuki hitam dengan hakama dan haori
Bagian punggung montsuki dihiasi lambang keluarga pemakai. Setelan montsuki yang dikenakan bersama hakama dan haori merupakan busana pengantin pria tradisional. Setelan ini hanya dikenakan sewaktu menghadiri upacara sangat resmi, misalnya resepsi pemberian penghargaan dari kaisar/pemerintah atau seijin shiki.
Kimono santai kinagashi
Pria mengenakan kinagashi sebagai pakaian sehari-hari atau ketika keluar rumah pada kesempatan tidak resmi. Aktor kabuki mengenakannya ketika berlatih. Kimono jenis ini tidak dihiasi dengan lambang keluarga.
Sedangkan Yukata
Secara lengkapnya Yukata (浴衣 , baju sesudah mandi) adalah jenis kimono yang dibuat dari bahan kain katun tipis tanpa pelapis. Dibuat dari kain yang mudah dilewati angin, yukata dipakai agar badan menjadi sejuk di sore hari atau sesudah mandi malam berendam dengan air panas.
Menurut urutan tingkat formalitas, yukata adalah kimono nonformal yang dipakai pria dan wanita pada kesempatan santai di musim panas, misalnya sewaktu melihat pesta kembang api, matsuri (ennichi), atau menari pada perayaan obon. Yukata dapat dipakai siapa saja tanpa mengenal status, wanita sudah menikah atau belum menikah.
Gerakan dasar yang harus dikuasai dalam nihon buyo selalu berkaitan dengan kimono. Ketika berlatih tari, penari mengenakan yukata sebagai pengganti kimono agar kimono berharga mahal tidak rusak karena keringat. Aktor kabuki mengenakan yukata ketika berdandan atau memerankan tokoh yang memakai yukata. Pegulat sumo memakai yukata sebelum dan sesudah bertanding.
Musim panas berarti musim pesta kembang api dan matsuri di Jepang. Jika terlihat orang memakai yukata, berarti tidak jauh dari tempat itu ada matsuri atau pesta kembang api.
Bahan yukata pria umumnya berwarna dasar gelap (hitam, biru tua, ungu tua) dengan corak garis-garis warna gelap. Wanita biasanya mengenakan yukata dari bahan berwarna dasar cerah atau warna pastel dengan corak aneka warna yang terang.
Walaupun umumnya dibuat dari kain katun, yukata zaman sekarang juga dibuat dari tekstil campuran, seperti katun bercampur poliester. Berbeda dengan kimono jadi yang hampir-hampir tidak ada toko yang menjualnya, yukata siap pakai dalam berbagai ukuran dijual toko dengan harga terjangkau.
Corak kain yang populer untuk yukata wanita, misalnya bunga sakura, seruni, poppy, bunga-bunga musim panas. atau ikan mas koki. Karakter anime seperti Hamtaro, Pokemon, dan Hello Kitty populer sebagai corak yukata untuk anak-anak.
Pemilihan jenis kimono yang tepat memerlukan pengetahuan mengenai simbolisme dan isyarat terselubung yang dikandung masing-masing jenis kimono. Tingkat formalitas kimono wanita ditentukan oleh pola tenunan dan warna, mulai dari kimono paling formal hingga kimono santai. Berdasarkan jenis kimono yang dipakai, kimono bisa menunjukkan umur pemakai, status perkawinan, dan tingkat formalitas dari acara yang dihadiri.
Kurotomesode
Tomesode adalah kimono paling formal untuk wanita yang sudah menikah. Bila berwarna hitam, kimono jenis ini disebut kurotomesode (arti harfiah: tomesode hitam). Kurotomesode memiliki lambang keluarga (kamon) di tiga tempat: 1 di punggung, 2 di dada bagian atas (kanan/kiri), dan 2 bagian belakang lengan (kanan/kiri). Ciri khas kurotomesode adalah motif indah pada suso (bagian bawah sekitar kaki) depan dan belakang. Kurotomesode dipakai untuk menghadiri resepsi pernikahan dan acara-acara yang sangat resmi.
Gadis mengenakan furisode
Irotomesode
Tomesode yang dibuat dari kain berwarna disebut irotomesode (arti harfiah: tomesode berwarna). Bergantung kepada tingkat formalitas acara, pemakai bisa memilih jumlah lambang keluarga pada kain kimono, mulai dari satu, tiga, hingga lima buah untuk acara yang sangat formal. Kimono jenis ini dipakai oleh wanita dewasa yang sudah/belum menikah. Kimono jenis irotomesode dipakai untuk menghadiri acara yang tidak memperbolehkan tamu untuk datang memakai kurotomesode, misalnya resepsi di istana kaisar. Sama halnya seperti kurotomesode, ciri khas irotomesode adalah motif indah pada suso.
Sumber:
http://www.ripiu.com/article/read/kimono-dan-yukata
Pada zaman sekarang, kimono berbentuk seperti huruf "T", mirip mantel berlengan panjang dan berkerah. Panjang kimono dibuat hingga ke pergelangan kaki. Wanita mengenakan kimono berbentuk baju terusan, sementara pria mengenakan kimono berbentuk setelan. Kerah bagian kanan harus berada di bawah kerah bagian kiri. Sabuk kain yang disebut obi dililitkan di bagian perut/pinggang, dan diikat di bagian punggung. Alas kaki sewaktu mengenakan kimono adalah zōri atau geta.
Kimono sekarang ini lebih sering dikenakan wanita pada kesempatan istimewa. Wanita yang belum menikah mengenakan sejenis kimono yang disebut furisode. Ciri khas furisode adalah lengan yang lebarnya hampir menyentuh lantai. Perempuan yang genap berusia 20 tahun mengenakan furisode untuk menghadiri seijin shiki. Pria mengenakan kimono pada pesta pernikahan, upacara minum teh, dan acara formal lainnya. Ketika tampil di luar arena sumo, pesumo profesional diharuskan mengenakan kimono. Anak-anak mengenakan kimono ketika menghadiri perayaan Shichi-Go-San. Selain itu, kimono dikenakan pekerja bidang industri jasa dan pariwisata, pelayan wanita rumah makan tradisional (ryōtei) dan pegawai penginapan tradisional (ryokan).
Pakaian pengantin wanita tradisional Jepang (hanayome ishō) terdiri dari furisode dan uchikake (mantel yang dikenakan di atas furisode). Furisode untuk pengantin wanita berbeda dari furisode untuk wanita muda yang belum menikah. Bahan untuk furisode pengantin diberi motif yang dipercaya mengundang keberuntungan, seperti gambar burung jenjang. Warna furisode pengantin juga lebih cerah dibandingkan furisode biasa. Shiromuku adalah sebutan untuk baju pengantin wanita tradisional berupa furisode berwarna putih bersih dengan motif tenunan yang juga berwarna putih.
Sebagai pembeda dari pakaian Barat (yōfuku) yang dikenal sejak zaman Meiji, orang Jepang menyebut pakaian tradisional Jepang sebagai wafuku (和服, pakaian Jepang). Sebelum dikenalnya pakaian Barat, semua pakaian yang dipakai orang Jepang disebut kimono. Sebutan lain untuk kimono adalah gofuku (呉服). Istilah gofuku mulanya dipakai untuk menyebut pakaian orang negara Dong Wu (bahasa Jepang : negara Go) yang tiba di Jepang dari daratan Cina.
Jenis-Jenis Kimono Wanita
Kurotomesode
Tomesode adalah kimono paling formal untuk wanita yang sudah menikah. Bila berwarna hitam, kimono jenis ini disebut kurotomesode (arti harfiah: tomesode hitam). Kurotomesode memiliki lambang keluarga (kamon) di tiga tempat: 1 di punggung, 2 di dada bagian atas (kanan/kiri), dan 2 bagian belakang lengan (kanan/kiri). Ciri khas kurotomesode adalah motif indah pada suso (bagian bawah sekitar kaki) depan dan belakang. Kurotomesode dipakai untuk menghadiri resepsi pernikahan dan acara-acara yang sangat resmi.
Irotomesode
Tomesode yang dibuat dari kain berwarna disebut irotomesode (arti harfiah: tomesode berwarna). Bergantung kepada tingkat formalitas acara, pemakai bisa memilih jumlah lambang keluarga pada kain kimono, mulai dari satu, tiga, hingga lima buah untuk acara yang sangat formal. Kimono jenis ini dipakai oleh wanita dewasa yang sudah/belum menikah. Kimono jenis irotomesode dipakai untuk menghadiri acara yang tidak memperbolehkan tamu untuk datang memakai kurotomesode, misalnya resepsi di istana kaisar. Sama halnya seperti kurotomesode, ciri khas irotomesode adalah motif indah pada suso.
Furisode
Furisode adalah kimono paling formal untuk wanita muda yang belum menikah. Bahan berwarna-warni cerah dengan motif mencolok di seluruh bagian kain. Ciri khas furisode adalah bagian lengan yang sangat lebar dan menjuntai ke bawah. Furisode dikenakan sewaktu menghadiri upacara seijin shiki, menghadiri resepsi pernikahan teman, upacara wisuda, atau hatsumode. Pakaian pengantin wanita yang disebut hanayome ishō termasuk salah satu jenis furisode.
Homongi
Hōmon-gi (訪問着 , arti harfiah: baju untuk berkunjung) adalah kimono formal untuk wanita, sudah menikah atau belum menikah. Pemakainya bebas memilih untuk memakai bahan yang bergambar lambang keluarga atau tidak. Ciri khas homongi adalah motif di seluruh bagian kain, depan dan belakang. Homongi dipakai sewaktu menjadi tamu resepsi pernikahan, upacara minum teh, atau merayakan tahun baru.
Iromuji
Iromuji adalah kimono semiformal, namun bisa dijadikan kimono formal bila iromuji tersebut memiliki lambang keluarga (kamon). Sesuai dengan tingkat formalitas kimono, lambang keluarga bisa terdapat 1, 3, atau 5 tempat (bagian punggung, bagian lengan, dan bagian dada). Iromoji dibuat dari bahan tidak bermotif dan bahan-bahan berwarna lembut, merah jambu, biru muda, atau kuning muda atau warna-warna lembut. Iromuji dengan lambang keluarga di 5 tempat dapat dikenakan untuk menghadiri pesta pernikahan. Bila menghadiri upacara minum teh, cukup dipakai iromuji dengan satu lambang keluarga.
Tsukesage
Tsukesage adalah kimono semiformal untuk wanita yang sudah atau belum menikah. Menurut tingkatan formalitas, kedudukan tsukesage hanya setingkat dibawah homongi. Kimono jenis ini tidak memiliki lambang keluarga. Tsukesage dikenakan untuk menghadiri upacara minum teh yang tidak begitu resmi, pesta pernikahan, pesta resmi, atau merayakan tahun baru.
Komon
Komon adalah kimono santai untuk wanita yang sudah atau belum menikah. Ciri khas kimono jenis ini adalah motif sederhana dan berukuran kecil-kecil yang berulang. Komon dikenakan untuk menghadiri pesta reuni, makan malam, bertemu dengan teman-teman, atau menonton pertunjukan di gedung.
Tsumugi
Tsumugi adalah kimono santai untuk dikenakan sehari-hari di rumah oleh wanita yang sudah atau belum menikah. Walaupun demikian, kimono jenis ini boleh dikenakan untuk keluar rumah seperti ketika berbelanja dan berjalan-jalan. Bahan yang dipakai adalah kain hasil tenunan sederhana dari benang katun atau benang sutra kelas rendah yang tebal dan kasar. Kimono jenis ini tahan lama, dan dulunya dikenakan untuk bekerja di ladang.
Yukata
Yukata adalah kimono santai yang dibuat dari kain katun tipis tanpa pelapis untuk kesempatan santai di musim panas.
Jenis-Jenis Kimono Pria
Kimono paling formal berupa setelan montsuki hitam dengan hakama dan haori
Bagian punggung montsuki dihiasi lambang keluarga pemakai. Setelan montsuki yang dikenakan bersama hakama dan haori merupakan busana pengantin pria tradisional. Setelan ini hanya dikenakan sewaktu menghadiri upacara sangat resmi, misalnya resepsi pemberian penghargaan dari kaisar/pemerintah atau seijin shiki.
Kimono santai kinagashi
Pria mengenakan kinagashi sebagai pakaian sehari-hari atau ketika keluar rumah pada kesempatan tidak resmi. Aktor kabuki mengenakannya ketika berlatih. Kimono jenis ini tidak dihiasi dengan lambang keluarga.
Sedangkan Yukata
Secara lengkapnya Yukata (浴衣 , baju sesudah mandi) adalah jenis kimono yang dibuat dari bahan kain katun tipis tanpa pelapis. Dibuat dari kain yang mudah dilewati angin, yukata dipakai agar badan menjadi sejuk di sore hari atau sesudah mandi malam berendam dengan air panas.
Menurut urutan tingkat formalitas, yukata adalah kimono nonformal yang dipakai pria dan wanita pada kesempatan santai di musim panas, misalnya sewaktu melihat pesta kembang api, matsuri (ennichi), atau menari pada perayaan obon. Yukata dapat dipakai siapa saja tanpa mengenal status, wanita sudah menikah atau belum menikah.
Gerakan dasar yang harus dikuasai dalam nihon buyo selalu berkaitan dengan kimono. Ketika berlatih tari, penari mengenakan yukata sebagai pengganti kimono agar kimono berharga mahal tidak rusak karena keringat. Aktor kabuki mengenakan yukata ketika berdandan atau memerankan tokoh yang memakai yukata. Pegulat sumo memakai yukata sebelum dan sesudah bertanding.
Musim panas berarti musim pesta kembang api dan matsuri di Jepang. Jika terlihat orang memakai yukata, berarti tidak jauh dari tempat itu ada matsuri atau pesta kembang api.
Bahan yukata pria umumnya berwarna dasar gelap (hitam, biru tua, ungu tua) dengan corak garis-garis warna gelap. Wanita biasanya mengenakan yukata dari bahan berwarna dasar cerah atau warna pastel dengan corak aneka warna yang terang.
Walaupun umumnya dibuat dari kain katun, yukata zaman sekarang juga dibuat dari tekstil campuran, seperti katun bercampur poliester. Berbeda dengan kimono jadi yang hampir-hampir tidak ada toko yang menjualnya, yukata siap pakai dalam berbagai ukuran dijual toko dengan harga terjangkau.
Corak kain yang populer untuk yukata wanita, misalnya bunga sakura, seruni, poppy, bunga-bunga musim panas. atau ikan mas koki. Karakter anime seperti Hamtaro, Pokemon, dan Hello Kitty populer sebagai corak yukata untuk anak-anak.
Pemilihan jenis kimono yang tepat memerlukan pengetahuan mengenai simbolisme dan isyarat terselubung yang dikandung masing-masing jenis kimono. Tingkat formalitas kimono wanita ditentukan oleh pola tenunan dan warna, mulai dari kimono paling formal hingga kimono santai. Berdasarkan jenis kimono yang dipakai, kimono bisa menunjukkan umur pemakai, status perkawinan, dan tingkat formalitas dari acara yang dihadiri.
Kurotomesode
Tomesode adalah kimono paling formal untuk wanita yang sudah menikah. Bila berwarna hitam, kimono jenis ini disebut kurotomesode (arti harfiah: tomesode hitam). Kurotomesode memiliki lambang keluarga (kamon) di tiga tempat: 1 di punggung, 2 di dada bagian atas (kanan/kiri), dan 2 bagian belakang lengan (kanan/kiri). Ciri khas kurotomesode adalah motif indah pada suso (bagian bawah sekitar kaki) depan dan belakang. Kurotomesode dipakai untuk menghadiri resepsi pernikahan dan acara-acara yang sangat resmi.
Gadis mengenakan furisode
Irotomesode
Tomesode yang dibuat dari kain berwarna disebut irotomesode (arti harfiah: tomesode berwarna). Bergantung kepada tingkat formalitas acara, pemakai bisa memilih jumlah lambang keluarga pada kain kimono, mulai dari satu, tiga, hingga lima buah untuk acara yang sangat formal. Kimono jenis ini dipakai oleh wanita dewasa yang sudah/belum menikah. Kimono jenis irotomesode dipakai untuk menghadiri acara yang tidak memperbolehkan tamu untuk datang memakai kurotomesode, misalnya resepsi di istana kaisar. Sama halnya seperti kurotomesode, ciri khas irotomesode adalah motif indah pada suso.
Sumber:
http://www.ripiu.com/article/read/kimono-dan-yukata
ALASAN MANUSIA MENCIPTAKAN KEINDAHAN
Keindahan itu pada dasarnya adalah alamiah. Dimana alam merupakan ciptaan Tuhan.Alamiah artinya wajar, tidak berlebihan tidak pula kurang. Kalau pelukis melukis wanita lebih cantik dari keadaan sebenamya, justru tidak indah. Pengungkapan keindahan dalam suatu karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan banyak lagi lainnya. Berikut ini akan dicoba menguraikan alasan/motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan.
1) Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa.
Meskipun menjadi suatu hambatan, tidak semua nilai-nilai adat yang ada menjadi hambatan bagi seseorang untuk berkreasi. Selain itu suatu nilai adat hendaknya harus dilestarikan karena merupakan warisan dari nenek moyang, meskipun begitu juga harus disesuaikan dengan perkembangan zaman yang berlaku.
2) Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan derajad dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan seksual.
Sebagai contoh ialah karya seni berupa sajak yang dikemukakan oleh W.S.Rendra berjudul “Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta”. Di sini pengarang memprotes perbuatan bejad para pejabat, yang merendahkan derajad wanita dengan mengatakan sebagai inspirasi revolusi, tetapi tidak lebih dari pelacur.
3) penderitaan manusia
Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa. serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya.
Keadaan demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan, karena nilai kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah itu harus dilenyapkan karena tidak bermanfaat bagi kemanusiaan.
4) Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu. Seindah-indah tinian terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan ciptaan Tuhan itu sendiri. Kecantikan seorang wanita ciptaan Tuhan membuat kagum seniman Leonardo da Vinci. Karena itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan dengan melukis Monalisa sebagai wanita cantik. Lukisan monalisa sangat terkenal karena menarik dan tidak membosankan.
Sumber:
http://suhesammy.wordpress.com/2011/04/16/alasan-manusia-menciptakan-keindahan/
1) Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa.
Meskipun menjadi suatu hambatan, tidak semua nilai-nilai adat yang ada menjadi hambatan bagi seseorang untuk berkreasi. Selain itu suatu nilai adat hendaknya harus dilestarikan karena merupakan warisan dari nenek moyang, meskipun begitu juga harus disesuaikan dengan perkembangan zaman yang berlaku.
2) Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan derajad dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan seksual.
Sebagai contoh ialah karya seni berupa sajak yang dikemukakan oleh W.S.Rendra berjudul “Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta”. Di sini pengarang memprotes perbuatan bejad para pejabat, yang merendahkan derajad wanita dengan mengatakan sebagai inspirasi revolusi, tetapi tidak lebih dari pelacur.
3) penderitaan manusia
Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa. serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya.
Keadaan demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan, karena nilai kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah itu harus dilenyapkan karena tidak bermanfaat bagi kemanusiaan.
4) Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu. Seindah-indah tinian terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan ciptaan Tuhan itu sendiri. Kecantikan seorang wanita ciptaan Tuhan membuat kagum seniman Leonardo da Vinci. Karena itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan dengan melukis Monalisa sebagai wanita cantik. Lukisan monalisa sangat terkenal karena menarik dan tidak membosankan.
Sumber:
http://suhesammy.wordpress.com/2011/04/16/alasan-manusia-menciptakan-keindahan/
ALASAN MANUSIA MENCIPTAKAN KEINDAHAN
Keindahan itu pada dasarnya adalah alamiah. Dimana alam merupakan ciptaan Tuhan.Alamiah artinya wajar, tidak berlebihan tidak pula kurang. Kalau pelukis melukis wanita lebih cantik dari keadaan sebenamya, justru tidak indah. Pengungkapan keindahan dalam suatu karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan banyak lagi lainnya. Berikut ini akan dicoba menguraikan alasan/motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan.
1) Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa.
Meskipun menjadi suatu hambatan, tidak semua nilai-nilai adat yang ada menjadi hambatan bagi seseorang untuk berkreasi. Selain itu suatu nilai adat hendaknya harus dilestarikan karena merupakan warisan dari nenek moyang, meskipun begitu juga harus disesuaikan dengan perkembangan zaman yang berlaku.
2) Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan derajad dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan seksual.
Sebagai contoh ialah karya seni berupa sajak yang dikemukakan oleh W.S.Rendra berjudul “Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta”. Di sini pengarang memprotes perbuatan bejad para pejabat, yang merendahkan derajad wanita dengan mengatakan sebagai inspirasi revolusi, tetapi tidak lebih dari pelacur.
3) penderitaan manusia
Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa. serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya.
Keadaan demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan, karena nilai kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah itu harus dilenyapkan karena tidak bermanfaat bagi kemanusiaan.
4) Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu. Seindah-indah tinian terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan ciptaan Tuhan itu sendiri. Kecantikan seorang wanita ciptaan Tuhan membuat kagum seniman Leonardo da Vinci. Karena itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan dengan melukis Monalisa sebagai wanita cantik. Lukisan monalisa sangat terkenal karena menarik dan tidak membosankan.
Sumber:
http://suhesammy.wordpress.com/2011/04/16/alasan-manusia-menciptakan-keindahan/
1) Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa.
Meskipun menjadi suatu hambatan, tidak semua nilai-nilai adat yang ada menjadi hambatan bagi seseorang untuk berkreasi. Selain itu suatu nilai adat hendaknya harus dilestarikan karena merupakan warisan dari nenek moyang, meskipun begitu juga harus disesuaikan dengan perkembangan zaman yang berlaku.
2) Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan derajad dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan seksual.
Sebagai contoh ialah karya seni berupa sajak yang dikemukakan oleh W.S.Rendra berjudul “Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta”. Di sini pengarang memprotes perbuatan bejad para pejabat, yang merendahkan derajad wanita dengan mengatakan sebagai inspirasi revolusi, tetapi tidak lebih dari pelacur.
3) penderitaan manusia
Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa. serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya.
Keadaan demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan, karena nilai kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah itu harus dilenyapkan karena tidak bermanfaat bagi kemanusiaan.
4) Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu. Seindah-indah tinian terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan ciptaan Tuhan itu sendiri. Kecantikan seorang wanita ciptaan Tuhan membuat kagum seniman Leonardo da Vinci. Karena itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan dengan melukis Monalisa sebagai wanita cantik. Lukisan monalisa sangat terkenal karena menarik dan tidak membosankan.
Sumber:
http://suhesammy.wordpress.com/2011/04/16/alasan-manusia-menciptakan-keindahan/
Kepribadian Bangsa Timur
Kepribadian Bangsa Timur
Francais L. K Hsu seorang sarjana Amerika keturunan Cina, mengkombinasikan dalam dirinya kealian di dalam ilmu antropologi, psikologi, filsafat dan kesusastraan Cina klasik.
Ia telah mengembangkan suatu konsepsi, bahwa dalam jiwa mannusia sebagai makhluk sosial budaya itu mengandung delapan daerah lingkaran konsentris sekitar diri pribadi.
• Lingkaran no 7 dan 6, disebut derah tak sadar dan sub sadar, yang berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu dan terdiri dari bahan pikiran dan gagasan yang terdesak kedalam, sehingga tidak disadari individu dan terlupakan.
• Lingkara nomor 5, disebut kesadaran yang tidak dinyatakan, pikiran-pikiran dan gagasan yang disadari individu tetapi disimoan dalam jiwanya sendiri dan tidak dinyatakan oleh siapapun. (karena malu, takut salah, sungkan, atau tidak menemukan kata-kata yang tepat)
• Lingkaran nomor 4, disebut kesadaran yang dinyatakan secara terbuka. (pikiran dan gagasan maupun perasaan-perasaan)
• Lingkara nomor 3, disebut lingkaran hubungan karib. Mengandung konsepsi mengenai orang-orang, binatang-binatang, atau benda-benda yang diajak bergaul secara mesra ataupun karib.
• Lingkaran nomor 2, disebut hubungan berguna dan fungsi berguna. (seperti pedagang atau pembeli)
• Lingkaran nomor 1, disebut lingkaran hubungan jauh, terdiri dari pikiran-pikiran dan sikap dalam jiwa manusia, tetapi jarang mempunyai arti dalam kehidupan sehari-hari.
• Lingkaran nomor 0, disebut lingkaran dunia luar terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan tentang orang-orang diluar masyarakat dan negara Indonesia.
Menurut Francais L. K. Hsu, ia menggambarkan kepribadian manusia berada pada daerah lingkaran nomor 3, yaitu hubungan berdasarkan cinta dan kemesraan dan juga rasa untuk bisa berbakti penuh dan mutlak. Yang merupakan suatu kebutuhan fundamental dalam hidup manusia, tanpa adanya tokoh-tokoh, benda-benda kesayangan, tanpa Tuhan, tanpa ide dalam alam jiwanya, hidup kerohanian manusia tidak akan bisa seimbang dan selaras.
Menurut konsep Jen, menyatakan bahwa :
1. Kebudayaan Timur yakni lebih mementingkan kehidupan rohani, mistik, gotong royong, keramah tamahan dll.
2. Kebudayaan Barat yakni lebih mementingkan kebendaan, pikiran logis, asa guna dan indiividualisme.
Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan dengan Prosa ( kesusastraan )
1. Prosa lama adalah jenis prosa yang isnya atau bentuknya berupa donngeng, hikayat, sejarah, epos dan ceriita pelipur lara.
2. Prosa baru adalah jenis prosa yang berisi cerita pendek, roman/ novel. Biografi, kisah.
Sebagai seni yang berlatar cerita ( fiksi ), karya sastra membawakan nilai-nilai, peasn moral dan cerita kepada pembaca. Nilai-nilai tersebut adalah :
a. Nilai kesenangan : Pembaca mendapat pengalaman atas peristiwa atau kejadian yang dikisahkan dan dapat berimajinasi untuk mengenal daerah atau tempat asing yang belum dikunjungi atau mengenal tokoh-tokoh aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya.
b. Memberikan informasi : Tentang kehidupan masa lalu, masa kini, bahkan masa yang akan datang atau asing yang tidak terdapat di ensiklopedi.
c. Warisan kultural : Mengungkapkan impian-impian, aspirasi generasi terdahulu yang seharusnya dihayati oleh generasi saat ini.
d. Keseimbngan wawasan : Dapat memperluas dan memperdalam persepsi dan wawasannya tentang tokoh, kehidupan manusia sehingga akan terbentuk keseimbangan, terutama menghadapi kenyataan-kenyataan diluar dirinya yang mungkin berlawanan dengan pribadinya.
Francais L. K Hsu seorang sarjana Amerika keturunan Cina, mengkombinasikan dalam dirinya kealian di dalam ilmu antropologi, psikologi, filsafat dan kesusastraan Cina klasik.
Ia telah mengembangkan suatu konsepsi, bahwa dalam jiwa mannusia sebagai makhluk sosial budaya itu mengandung delapan daerah lingkaran konsentris sekitar diri pribadi.
• Lingkaran no 7 dan 6, disebut derah tak sadar dan sub sadar, yang berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu dan terdiri dari bahan pikiran dan gagasan yang terdesak kedalam, sehingga tidak disadari individu dan terlupakan.
• Lingkara nomor 5, disebut kesadaran yang tidak dinyatakan, pikiran-pikiran dan gagasan yang disadari individu tetapi disimoan dalam jiwanya sendiri dan tidak dinyatakan oleh siapapun. (karena malu, takut salah, sungkan, atau tidak menemukan kata-kata yang tepat)
• Lingkaran nomor 4, disebut kesadaran yang dinyatakan secara terbuka. (pikiran dan gagasan maupun perasaan-perasaan)
• Lingkara nomor 3, disebut lingkaran hubungan karib. Mengandung konsepsi mengenai orang-orang, binatang-binatang, atau benda-benda yang diajak bergaul secara mesra ataupun karib.
• Lingkaran nomor 2, disebut hubungan berguna dan fungsi berguna. (seperti pedagang atau pembeli)
• Lingkaran nomor 1, disebut lingkaran hubungan jauh, terdiri dari pikiran-pikiran dan sikap dalam jiwa manusia, tetapi jarang mempunyai arti dalam kehidupan sehari-hari.
• Lingkaran nomor 0, disebut lingkaran dunia luar terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan tentang orang-orang diluar masyarakat dan negara Indonesia.
Menurut Francais L. K. Hsu, ia menggambarkan kepribadian manusia berada pada daerah lingkaran nomor 3, yaitu hubungan berdasarkan cinta dan kemesraan dan juga rasa untuk bisa berbakti penuh dan mutlak. Yang merupakan suatu kebutuhan fundamental dalam hidup manusia, tanpa adanya tokoh-tokoh, benda-benda kesayangan, tanpa Tuhan, tanpa ide dalam alam jiwanya, hidup kerohanian manusia tidak akan bisa seimbang dan selaras.
Menurut konsep Jen, menyatakan bahwa :
1. Kebudayaan Timur yakni lebih mementingkan kehidupan rohani, mistik, gotong royong, keramah tamahan dll.
2. Kebudayaan Barat yakni lebih mementingkan kebendaan, pikiran logis, asa guna dan indiividualisme.
Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan dengan Prosa ( kesusastraan )
1. Prosa lama adalah jenis prosa yang isnya atau bentuknya berupa donngeng, hikayat, sejarah, epos dan ceriita pelipur lara.
2. Prosa baru adalah jenis prosa yang berisi cerita pendek, roman/ novel. Biografi, kisah.
Sebagai seni yang berlatar cerita ( fiksi ), karya sastra membawakan nilai-nilai, peasn moral dan cerita kepada pembaca. Nilai-nilai tersebut adalah :
a. Nilai kesenangan : Pembaca mendapat pengalaman atas peristiwa atau kejadian yang dikisahkan dan dapat berimajinasi untuk mengenal daerah atau tempat asing yang belum dikunjungi atau mengenal tokoh-tokoh aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya.
b. Memberikan informasi : Tentang kehidupan masa lalu, masa kini, bahkan masa yang akan datang atau asing yang tidak terdapat di ensiklopedi.
c. Warisan kultural : Mengungkapkan impian-impian, aspirasi generasi terdahulu yang seharusnya dihayati oleh generasi saat ini.
d. Keseimbngan wawasan : Dapat memperluas dan memperdalam persepsi dan wawasannya tentang tokoh, kehidupan manusia sehingga akan terbentuk keseimbangan, terutama menghadapi kenyataan-kenyataan diluar dirinya yang mungkin berlawanan dengan pribadinya.
Langganan:
Postingan (Atom)